Sejumlah Pejabat Terinfeksi, Kematian Akibat Virus Corona di Italia Terbanyak Kedua Di Dunia


PEMERINTAH Italia memberlakukan kebijakan lockdown atau isolasi di seluruh wilayahnya karena wabah virus corona SARS-CoV-2. Kebijakan ini menyusul kenaikan signifikan kasus penderita yang mencapai total 9.172 orang dan 463 orang meninggal dunia per Selasa (10/3).

Angka tersebut sekaligus menasbihkan Italia sebagai negara di luar China dengan tingkat kasus COVID-19 terbanyak. Seluruh wilayah di Italia diisolasi hingga 3 April, setelah mendapat persetujuan Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte.

"Kami menghadapi keadaan darurat nasional. Kami harus membatasi penyebaran virus agar rumah sakit kami tidak kewalahan (merawat pasien),” kata Conte dalam konferensi pers, Selasa (10/3).

Krisis ini juga menempatkan Italia sebagai negara yang terkena dampak virus corona paling parah di Eropa. Seorang pakar kesehatan dari rumah sakit Sacco di Milan, Italia, Prof. Massimo Galli menyebut, populasi lanjut usia (lansia) dalam jumlah besar di Italia menjadi tantangan dalam memperlambat laju kematian akibat virus corona.


Ketika angka kematian di Italia baru mencapai 79 orang pada 3 Maret lalu, rata-rata usia korbannya berkisar antara 63 sampai 95 tahun dengan penyakit serius yang diderita sebelumnya. Pasien termuda yang meninggal berusia 55 tahun dan menderita penyakit kronis. Seorang dokter berusia 61 tahun yang tidak diketahui memilih riwayat penyakit juga menjadi korban meninggal dunia.

Italia memang punya 23 persen populasi berusia lebih dari 65 tahun. Ia menjadi negara salah satu negara dengan populasi lansia yang cukup besar, setelah Jepang.

"Italia adalah negara orang tua," kata Galli yang bekerja sebagai direktur penyakit menular di rumah sakit Sacco, seperti dikutip The Guardian. “Lansia dengan penyakit sebelumnya sangat banyak di sini."

"Saya pikir ini bisa menjelaskan mengapa kita melihat kasus virus corona yang lebih serius di sini, yang saya ulangi, dalam sebagian besar kasus mulai dengan ringan dan menyebabkan beberapa masalah, terutama pada orang muda dan tentunya pada anak-anak. Harapan hidup kami adalah yang tertinggi di dunia. Namun sayangnya, dalam situasi seperti ini, orang tua lebih berisiko mengalami hasil yang serius," tambahnya.

Saat COVID-19 di Italia menjangkiti lebih dari 2.500 orang pada 3 Maret lalu, petugas kesehatan setempat telah melakukan pengambilan 25.856 sampel swab, jauh melebihi jumlah yang dilakukan di negara-negara Eropa lainnya. Mereka yang diuji termasuk Paus Francis (83 tahun) yang terpaksa membatalkan sejumlah agenda pekan lalu karena menderita flu. Hasil tes pemeriksaannya sendiri negatif, menurut laporan media lokal Il Messaggero.

Pejabat tinggi di Italia juga tak lolos dari wabah. Ketua Democratic Party, Nicola Zingaretti, dinyatakan positif virus corona, sama halnya dengan Gubernur Piedmont, Alberto Cirio.

Seorang dokter di Italia yang sempat menjalani karantina rumah akibat terinfeksi virus, mengatakan, bahwa lansia dan mereka dengan riwayat penyakit bawaan menjadi kelompok yang paling rentan dalam wabah.

"Dalam kebanyakan kasus, memang ada orang yang sembuh," kata dokter Italia yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

“Masalahnya adalah kita tidak memiliki mekanisme untuk melindungi mereka yang paling rentan: orang tua atau mereka yang memiliki masalah kesehatan serius. Tapi kita harus objektif--peningkatan kasus baru tidak berarti peningkatan kasus serius.”

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama