Ribuan Karyawan Pasar Jaya Resah, Tuntut Anies Siapkan Rapid Tes

Dipaksa "Kerja Rodi' Tanpa Protokol Kesehatan Covid-19

Inilah suasana saat para karyawan Perusda Pasar Jaya "kerja rodi" mem-packing sembako tanpa disertai protokol kesehatan terkait Covid-19
JAKARTA (wartamerdeka.info) - Ribuan karyawan Perumda Pasar Jaya resah seusai dipaksa  melakukan "kerja rodi" mem-packing 1,2 juta sembako "proyek" gubernur Anies Baswedan, di Jakgrosir Pasar Induk  Kramat Jati dan JIEP Pulo gadung Jakarta Timur sejak 13  April sampai kemarin.

Mereka ini bekerja simultan, melebihi jam kerja standar tanpa disertai aturan protokol kesehatan terkait Covid-19.

"Kami menuntut Pak Anies melakukan rapid tes kepada semua karyawan Pasar Jaya," jelas seorang karyawan Pasar Jaya di kawasan Jakarta Selatan.

Lelaki asal Bandung, Jawa Barat ini, melukiskan "kerja rodi" mempacking 1,2 juta sembako sebagai Bansos bagi warga Jakarta sarat dengan pelanggaran PSBB.

"Di sana kami berkerumum, tidak ada social distancing," jelasnya lelaki yang masih membujang ini.

Akibatnya, ia dan ribuan pekerja Pasar Jaya dihantui tertular virus corona. "Apalagi dalam perkembangannya, kan ada pasien yang tanpa gejala," sambungnya.

Rekan lainnya yang turut nimbrung juga mengeluarkan uneg-unegnya terhadap Arief Nasrudin, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya.

Selain bermental Asal Bapak Senang (ABS), Arief dinilainya tidak mengikuti kaidah Work From Home. "Kalau cuma mempacking, kan bisa dikerjakan di rumah. Kenapa kami semua harus bergerombol di Jakgrosir Kramat Jati maupun pergudangan JIEP Pulogadung?  Itu kan melanggar instruksi Anies sendiri," tegas lelaki berdarah Sumatera Utara ini.

Sesuai WA Arief, kendati "proyek 1,2 juta" sembako sudah didistribusikan ke warga, dia tetap memerintahkan karyawannya melakukan pekerjaan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Dalam WA-nya, Arief minta shift 3 malam ini tetap berjalan sedia kala melakukan pembersihaan dan penataan komiditi di gudang 3.

Khusus hari Minggu (26/4), para koordinator shift 1 dan 2 agar hadir mengarahkan outsourcing kebersihan dan penataan komiditi di Gudang 3.

"Mulai hari Senin (27/4) semua karyawan/karyawati Pasar Jaya bekerja seperti biasa di area pasar masing-masing," tulis Arief di WA-nya, sekaligus menyebutkan Bansos Tahap 2 akan diinformasikan lebih lanjut.

Sontak saja, WA yang menyebutkan semua karyawan/wati bekerja seperti semula, menjadi bahan gunjingan. Poin ini dinilai sangat jelas melanggar instruksi Gubernur DKI saat PSBB.

"Arief sudah pikun ya?. Dia lupa PSBB ini setiap perusahaan tidak boleh normal bekerja? Atau karena kita BUMD, jadi seenaknya saja dieksplotasi," jelas karyawan saat dihubungi selularnya.

Dia mengingatkan Walikota Bekasi saja meminta semua pabrik melakukan rapid tes terhadap buruhnya. "Lho kita yang BUMD saja kok tidak," tegasnya. Padahal, saat Anies Sidak ke Jakgrosir, tahu persis kondisinya.

"Minim perlindungan kerja," tegasnya lagi, sambil mengaku diliputi rasa was-was terpapar virus corona selama pengerjaan proyek sembako tahap pertama.

Sementara itu Kepada Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta, Adhiyansah yang dihubungi wartawan tidak memberikan komentar apapun. Padahal kepada perusahaan swasta yang melanggar PSBB, dia sangat lantang mengancam memberikan sanksi.

Sikap Ardiyansah ini, di mata karyawan Perumda Pasar Jaya,  tebang pilih: tegas keluar, tumpul ke dalam.

Tapi, banyak pihak menyebut, itu hal  wajar,  mengingat mantan Kadishub itu sangat berteman akrab dengan Arief Nasrudin. Keduanya adalah mantan pejabat kesayangan Ahok yang berhasil bikin Anies kepincut, sehingga Arief pun disebut-sebut meng-iya-kan semua perintah Anies (rel/tim)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama