Ini Pengakuan Ketua DPRD Sulsel Ina Kartika Sari Seminggu Setelah Divaksin: Saya Tetap Sehat

Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Andi Ina Kartika Sari saat divaksin seminggu lalu

MAKASSAR (wartamerdeka.info) - Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Andi Ina Kartika Sari mengaku setelah divaksin pada seminggu lalu, dirinya tidak merasakan gejala seperti yang dikhawatirkan. 

Andi Ina menjalani penyuntikan perdana program vaksinasi di Sulawesi Selatan di Rumah Sakit Dadi Makassar, Jalan Lanto Daeng Pasewang, Kamis, 14 Januari 2021. 

"Alhamdulillah, sampai sekarang ini, saya tidak merasakan gejala apapun. Ini menjadi contoh untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin itu sama sekali tidak ada efek samping seperti yang diberitakan," ujar Ina kepada otonominews dan wartamerdeka, Kamis (21/1/2020).

Ketika pencanangan vaksin pada tanggal 14 Januari 2020, dia bersama wagub, Pangdam, Kapolda, Kajati, Sekda, termasuk Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.

"Pada waktu itu saya melihat apa yang beda dengan Pak Gubernur. Ternyata beliau memakai baju lengan pendek. Karena selama ini biasa memakai baju lengan panjang. Alasannya agar tidak sulit untuk divaksin," ungkapnya.

Ina menceritakan Gubernur Nurdin terbiasa memakai baju lengan panjang sejak masih kecil. "Sebegitu perfeknya ibundanya agar Pak Gubernur terlihat gagah dan rapi. Baru tahu saya," ucapnya.

Pada tahapan vaksinasi, terangnya, ada dua meja yang harus dilalui. Nah, di meja kedua (skrining) harus menjawab sekitar 15 pertanyaan. "Satu saja jawaban yang tidak terpenuhi maka kita tidak bisa divaksin," sebutnya.

Menurutnya, ini yang harus diinformasikan kepada masyarakat bahwa tidak serta merta harus divaksin. Tapi dia harus melewati skrining.

"Maka, pada saat proses skrining jangan ada yang ditutup-tutupi. Harus betul-betul terbuka," ujarnya.

Andi Ina berharap, seluruh masyarakat Sulawesi Selatan tidak takut ikut program vaksinasi ini.

Sebab vaksin covid-19 dinyatakan aman bagi  manusia, kecuali bagi orang yang memiliki penyakit bawaan yang dilarang sebagai penerima vaksin. 

"Makanya Pak Gubernur Nurdin tidak bisa divaksin, karena ada satu yang tidak terpenuhi, yaitu pernah kontak dengan yang positif Covid-19," ungkapnya.

Awalnya, Ina mengaku tidak bisa disuntik vaksin karena tekanan darahnya naik. Dia lalu menjelaskan kepada dokter, kegiatan sebelumnya yang mungkin memicu kenaikan tekanan dokter.

Dokter lalu menyuruhnya untuk istirahat di ruangan observasi sejenak dan menenangkan diri.

“Tekanan darah saya 140. Mungkin saya kelelahan. Karena pagi tadi saya habis olahraga. Tapi beberapa jam kemudian sudah normal. Lalu penyuntikan pun dilanjutkan. Saya bilang kepada dokter untuk bisa di-vaksin. Makanya saya disuruh istirahat 30 menit," katanya.

Hal ini, lanjutnya, yang ingin disampaikan kepada masyarakat bahwa setelah divaksin tidak ada perubahan terhadap fisik.

"Alhamdulillah semuanya baik-baik saja sampai saat ini," tutur politisi dari Partai Golkar ini.

Dia juga mengapresiasi Mendagri Tito Karnavian yang ikut divaksin. Hal ini menurutnya menjadi contoh sebagai warga negara bahwa vaksin itu yang terbaik sebagai pemutus mata rantai Covid-19. 

"Yang namanya pimpinan harus memberikan contoh. Sewaktu diminta untuk divaksin saya katakan sebagai pimimpan daerah harus menjadi contoh dan bertanggung jawab dengan jabatan kepada masyarakat," tegasnya.

Dia juga mengaku siap untuk divaksin kedua pada  28 Januari mendatang. 

Ina pun mengajak masyarakat untuk tidak takut dengan vaksinasi Covid-19 ini. Karena hanya dengan cara vaksin dapat mengobati virus tersebut. 

Tentu tidak lupa pula untuk menerapkan protokol kesehatan. Seperti pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan.

"Jangan percaya dengan informasi informasi yang menyesatkan. Saya berharap ketika pada waktunya masyarakat di vaksin bukan lagi sebagai himbauan tetapi sebagai keinginan sendiri dari masyarakat untuk melakukan vaksinasi," ujarnya.

Tentunya kita semua ingin keluar dari situasi pandemi ini. Banyak hal yang ingin kita raih tapi  terhalang oleh belenggu Covid-19. 

Oleh karena itu kita semua berhak mendapatkan perlindungan dari  Covid-19 serta mengangkat kembali persoalan sosial ekonomi yang terjadi.

Kita tentunya harus bekerja sama. Kalau tidak ada upaya dan kerjasama yang signifikan untuk menghentikan Covid-19 maka ini nantinya akan sangat panjang akibatnya dan mudharatnya jauh lebih banyak 

"Insya Allah kalau kerjasama ini kuat,  tandanya masyarakat Sulawesi Selatan mampu bergotong royong afar Sulsel bebas dari Covid-19," ujarnya.

Ditegaskannya, tidak ada yang mesti kita ragukan soal Vaksin Covid-19.

Ijin pemakaian vaksin tersebut telah resmi dikeluarkan oleh BPOM dan MUI telah menyatakan halal untuk digunakan.

"Dengan ikut Vaksinasi kita telah melawan Covid-19 ini, karena vaksin ini merangsang pembentukan kekebalan tubuh terhadap virus penyebab, sehingga apabila terpapar kita akan bisa terhindar dari penularan ataupun sakit berat akibat penyakit tersebut," pungkasnya.(a)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama