Menristek Dukung Produksi Pupuk Hayati PT Bio Konversi Untuk Ketahanan Pangan

Menristek Prof Bambang Permadi Soemantri Brojonegoro saat kunjungi pabrik pupuk cair hayati PT Bio Konversi Indonesia di Bekasi. 

BEKASI (wartamerdeka.info) - Menteri Riset dan Teknologi Prof Bambang Permadi Soemantri Brojonegoro mendukung sirkuler ekonomi melalui riset inovasi untuk ketahanan pangan di Indonesia. Demikian disampaikan Menristek ketika melakukan kunjungan ke fasilitas produksi pupuk cair hayati PT Bio Konversi  Indonesia di Cikiwul Bantar Gebang, Rabu (03/03/2021) siang.

Diawali dengan ramah tamah dan selayang pandang PT Bio Konversi dari mulai berdiri sampai memproduksi pupuk cair Bio Hayati di Cikiwul Bantar Gebang. Kemudian dilanjutkan dengan tinjauan tempat pengolahan produksi dengan pemaparan langsung oleh pemilik PT Bio Konversi, Kennedy Simanjuntak mendampingi Menteri melihat langsung proses pembiakan maggot menjadi lalat hingga menjadi produk pupuk cair hayati atau lebih dikenal dengan Puhay.

Kementerian Riset dan Teknologi sangat mendukung produksi pupuk cair hayati seperti yang diproduksi PT Bio Konversi Indonesia denagn riset inovasi untuk sirkuler ekonomi melahirkan kebutuhan alternatif pupuk di Indonesia. Tentunya sangat membantu petani dalam harga bersaing tetapi produktivitas lebih tinggi yang lebih membantu petani

"Ini adalah inovasi untuk ekonomi sirkuler dan melahirkan alternatif pemenuhan kebutuhan pupuk Indonesia," ungkap Menristek Bambang dalam kunjungan kerja ke PT Bio Konversi Indonesia yang merupakan produsen dari Pupuk Hayati/Organik Cair Biokonversi dan Bionature di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu.


Menristek mengungkapkan bahwa penggunaan pukuk kimia sejatinya menghilangkan unsur hara tanah pertanian. Maka dari itu apa yanag dilakukan PT Bio Konversi dengan pengembangbiakan lalat hitam atau “tentara hitam” dengan jutaan maggot sehingga menghasilkan produksivitas pupuk cair hayati, perlu didukung dan dikembangkan. 

Sementara untuk pengembangbiakan maggot, PT Bio Konversi Indonesia melakukan pengolahan sampah organik dari sayur-sayuran dan buah-buahan yang dibeli dari sampah pasar dan susu dari limbah pabrik. 

Bio Konversi telah mengolah 150 ton sampah setiap harinya dan menyerap 150 tenaga kerja lokal. Produk pupuknya telah diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan tanaman perkebunan di lebih dari 23 provinsi di Indonesia.


Formula dan teknologi produksi pupuk organik hayati cair PT Bio Konversi Indonesia merupakan hasil riset dan pengembangan dari anak bangsa yang telah dipatenkan pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI, dan mendapatkan pengakuan mutu baik dari lembaga sertifikasi organik lokal (LESOS), dan pengakuan internasional dari Control Union di Belanda.


Di sisi lain, pengolahan sampah plastik di satu sisi itu baik dan menghasilkan dari plastik ke plastik. Jadi bukan sesuatu yang baru dan kemanfaatannya sama antara limbah dan bahan baku. Di satu sisi pemerintah mencoba menggali alternatife sirkuler ekonomi yang memiliki asas kemanfatan yang baru bisa berupa Waste to energy atau Waste to Product

Esensi pembangunan pangan di Indonesia, kata Menristek Prof Bambang, bertumpu pada Pupuk. Bahkan, sejak dirinya di Kementerian Keuangan isu yang selalu diangkat adalah subsidi pupuk yang jumlahnya makin besar, komunitas petanii makin bertambah dan pemerintah rentan pengelolaan pupuk serta ada indikasi subsidi pupuk salah sasaran.   

Dalam kiprahnya PT Bio Konvesi telah melahirkan alternative kebutuhan pupuk di Indonesia. Sebab, bagaimana pun Indomesia Negara yang perlu mengoptimalkan petani baik itu sub sektor sawah, tanaman keras, perkebunan maupun peterenalan.

Menristek pun melakukan peninjauan langsung untuk melihat secara langsung proses produksi yang dimulai dari pengolahan bahan baku sampai dengan pengemasan produk pupuk organik hayati cair. Dalam kesempatan itu menteri didamping Kennedy Simanjuntak selaku pemegang paten proses Biokonversi dan Isra Direktur Utama PT Bio Conversi Indonesia dan segenap crew perusahaan.

Turut hadir dalam peninjauan pabrik pupuk cair hayati, utusan IPB Bogor, Direktur Utama PT Inovasi Desa Nusantara (Inovesa), Sholikin, MM, Tim Percepatan KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan Asuransi Direktorat Pembiayaan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, S. Tete Marthadilaga, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi dan lainnya. (A)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama