Oleh: W Masyikar
Di penghujung bulan Maret dan diawal bulan April 2021 ini ada yang menarik dijajaran pemkab Lamongan, meski boleh jadi oleh sebagian kalangan menganggap hal biasa. Tapi oleh karena tidak biasa, maka melahirkan spekulasi publik, ada apa dibalik pengangkatan Plt. Kepala dinas pendidikan Lamongan, yang per 31 Maret kepala dinas definitif, Adi Suwito memasuki masa pensiun.
Meski pengangkatan Plt., adalah hak bupati, menjadi menarik dan memunculkan spekulasi publik karena yang duduk di kursi Plt kepala dinas diambilkan dari assisten I, Nalikan. pertanyaan muncul, kenapa tidak langsung saja sekretaris dinas pendidikan, Sodiqin diangkat sebagai Plt. Atau kepala dinas Perpustakaan, Kandam, misalnya.
Baik sekretaris dinas pendidikan atau pun kepala dinas Perpustakaan adalah orang yang meniti karir sejak awal di dunia pendidikan. Kalau lah pengangkatan Plt kepala dinas pendidikan diambilkan dari salah seorang yang disebut itu, pastilah tidak melahirkan spekulasi, apalagi pasca pilkada, mau tidak mau publik akan mengkaitkan dengan pergantian kepala daerah kemarin. Meski baik kepala dinas Perpustakaan atau sekretaris dinas pendidikan adalah konon diduga masuk dibarisan kosong dua, sehingga publik bisa saja menyimpulkan, kalau pengangkatan Plt kepala dinas pendidikan sarat pertimbangan dan tarik ulur kepentingan, memunculkan perasaan ewuh pakewuh. Jalan tengah ? Jalan tengah bisa saja kemudian mengangkat asisten 1 sebagai Plt kepala dinas pendidikan itu. Bisa juga ini bagian dari strategi yang pada gilirannya pejabat definitif untuk posisi kepala dinas pendidikan diambilkan dari salah seorang dari dua sosok yang sebenarnya memiliki peluang yang sama.
Meski, spekulasi ini juga terlalu prematur, sebab posisi Plt, umumnya memiliki peluang besar untuk menjadi definitif. Dan kekuatiran inilah yang kemudian membuat publik terhenyak, ada apa?
Sehingga wajar jika berbagai kalangan menyebut pengangkatan Plt kepala dinas pendidikan pemkab Lamongan ini, sarat muatan politis. Bagaimana menurut anda?
