Bamsoet Didaulat Menjadi Ketua Dewan Kehormatan Asian African Youth Government dan Mendorong Terbentuknya PBB pemuda Dunia di Metaverse

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dipercaya menjadi Ketua Dewan Kehormatan Asian African Youth Government (AAYG) atau Organisasi Pemuda Asia Afrika Periode 2021-2026. Dirinya berharap dibawah kepemimpinan Saddam Al-Jihad, pengurus AAYG yang akan dilantik pada 11 Maret 2022 di MPR RI serta dihadiri Kementerian Luar Negeri Indonesia dan para duta besar negara sahabat, bisa memberikan terobosan memperkuat diplomasi luar negeri pemerintah Indonesia. Memiliki keanggotaan pemuda yang terdiri dari 52 negara Asia-Afrika dan 11 negara di luar Asia-Afrika sebagai observer, AAYG harus bisa menghadirkan pemerintahan AAYG di dunia metaverse dan membetuk semacam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Pemuda Dunia.

"Tidak ubahnya seperti Pemerintah Metropolitan Seoul yang sedang membangun ekosistem Metaverse untuk seluruh layanan administrasi di bidang ekonomi, kebudayaan, pariwisata, dan pendidikan. Manchester City yang membuat gebrakan dengan menjadi klub sepakbola pertama yang membangun stadion di dunia metaverse. Maupun Bank Negara Indonesia (BNI) yang sedang mempersiapkan membuat kantor cabang di dunia metaverse. AAYG yang diisi para pemuda, juga harus hadir di dunia metaverse," ujar Bamsoet dalam konferensi pers persiapan pelantikan AAYG, di Press Room MPR RI, Jakarta, Selasa (8/3/2022).

Turur hadir para pengurus Asian African Youth Government (AAYG) antara lain Presiden Saddam Al Jihad, dan Ketua Panitia Pelantikan Pengurus AAYG Bambang Irawan.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, AAYG memiliki potensi besar membangun soft diplomasi menggunakan soft power dalam mewujudkan ketertiban, keamanan, dan perdamaian dunia, terlebih dalam mengatasi situasi dunia yang sedang tegang akibat perang Rusia - Ukraina. Maupun dalam menghadapi potensi konflik yang bisa terjadi di Laut Cina Selatan. Sehingga bisa mewujudkan prinsip Dasasila Bandung sebagai legasi yang diwariskan oleh momentum kesejarahan Konferensi Asia Afrika Bandung tahun 1955.

"Semangat Dasa Sila Bandung 1955 masih relevan digunakan sebagai pegangan untuk mewujudkan dunia yang lebih aman dan damai. Dalam salah satu butirnya, Dasa Sila Bandung 1955 dengan tegas menyatakan bahwa siapapun tidak boleh melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara. Serta menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia ini menerangkan, karena itu dalam menyikapi konflik Rusia-Ukraina, maupun potensi konflik yang terjadi di Laut Cina Selatan, AAYG harus bisa mengajak para pemuda Asia-Afrika khususnya maupun pemuda dunia lainnya untuk bersama-sama membangun jaringan menyuarakan perlunya setiap negara bangsa menghormati kedaulatan negara pihak lainnya. 

"AAYG juga harus menjadi kekuatan pemuda yang mendorong negara pihak yang sedang bertikai, untuk segera duduk bersama. Sebagaimana yang ditekankan dalam Dasa Sila Bandung. Mengingat tidak ada yang menang dalam perang. Semua pihak yang terlibat akan sama-sama sengsara," jelas Bamsoet. (A)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama