Sepanjang 2008, 346 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selatan


Oleh: Badar


JAKARTA - Musibah kebakaran masih menjadi momok menakutkan bagi wilayah Jakarta Selatan. Bahkan, sepanjang tahun 2008 tercatat 346 kasus kebakaran terjadi di Jakarta Selatan dan menghanguskan sedikitnya 22,337 meter persegi luas areal terbakar, dengan kerugian material mencapai Rp 21,7 miliar.

Kasudin Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Administrasi Jakarta Selatan Subejo, Kamis (8/1) mengatakan, tingginya kasus kebakaran di Jakarta Selatan lebih sering disebabkan faktor korsleting listrik, di samping juga faktor kelalaian manusia.

Menurutnya, faktor korsleting listrik memang menjadi gejala umum pada setiap kasus kebakaran di Jakarta Selatan, terutama pada daerah-daerah rawan kebakaran seperti daerah Manggarai, Cipulir, Gandariautara, dan Bukitduri.

“Kasus kebakaran yang terjadi di tahun 2008 lalu, rata-rata karena korsleting listrik. Setidaknya ada 346 kasus kebakaran sejak Januari hingga Desember dan mengakibatkan 994 jiwa kehilangan tempat tinggal, 3 luka, dan 2 tewas terbakar,” ujarnya.

Menurutnya, dalam upaya memadamkan kebakaran pihaknya tidak mengalami kesulitan peralatan, karena semua peralatan lengkap meskipun ada beberapa mobil pemadam yang telah berusia dua puluh tahun lebih. Namun, yang menjadi kendala adalah tingkat kemacetan yang parah terutama pada saat jam-jam kerja, sehingga mengakibatkan mobil pemadam seringkali datang terlambat ke lokasi kebakaran.

“Kalau malam response time kita cepat, dan mobil pemadam selalu bisa datang ke TKP kurang dari sepuluh menit. Tapi kalau siang atau sore hari agak lama dan kita tidak berani jamin bisa datang tepat waktu, karena selalu terkendala kemacetan lalu lintas,” keluhnya.

Lanjutnya, di samping terkendala kemacetan lalu lintas pada siang dan sore hari, pihaknya juga menyayangkan sikap pengendara kendaraan yang selalu tidak memberi jalan di saat mobil pemadam ingin lewat. Akibatnya, mobil pemadam menjadi terhambat untuk datang lebih cepat ke lokasi kebakaran.

“Saat ini pengguna jalan kelihatan makin egois. Kalau dulu orang dengar sirine mereka langsung pada minggir, sekarang ada sirine mobil pemadam pengendara tetap saja tak mau mengalah,” katanya.

Selain faktor kemacetan lalu lintas, faktor sempitnya akses jalan di pemukiman penduduk diklaim pihaknya sebagai penghambat kecepatan mobil pemadam masuk ke lokasi kebakaran. Karena itu, untuk mempercepat upaya pemadaman api, pihaknya telah membangun sedikitnya 4 sektor pemadam di Jakarta Selatan seperti di Jagakarsa, Salihara Pasarminggu, Pesanggrahan, dan Lebakbulus.

“Dalam upaya pemadaman kebakaran ke depan kita harapkan semua kecamatan punya sektor pemadam kebakaran, dan untuk jangka panjang diharapkan ada penyebaran pos pemadam kebakaran hingga tingkat kelurahan,” jelasnya.

Keterangan Gambar: Kasudin Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Administrasi Jakarta Selatan Subejo

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama