
Usai perbaikan bangunan tersebut disewa oleh perorangan dan dibuat usaha rumah makan, namun karena akses jalan yang kurang memadai, membuat pengunjung enggan datang alias sepi. Akhirnya rumah makan tersebut ditutup pemiliknya. Seiring dengan waktu, bangunan tersebut kembali rusak berat akibat tak adanya perawatan. Selain bangunan, di lokasi pantai Kawasan Bonang Binangun Sluke juga terdapat mushola dan makam Sayyid Hamzah, bupati Binangun I
Kawasan BBS tersebut banyak menuai keluhan dari sejumlah warga setempat karena kawasan BBS hampir setiap malam sering menjadi ajang mesum pasangan muda mudi. Hal tersebut terjadi karena Kawasan BBS kalau malam kurang lampu penerangan sehingga tak nampak dari jalan raya, dan di samping itu ada beberapa sudut tembok batas yang panjang dan jarang dilalui warga sehingga membuat para muda-mudi lebih nyaman dan leluasa dalam melakukan perbuatan apapun.
Sobari warga Binangun Kecamatan Lasem pemilik warung yang terletak di pinggir jalur pantura Lasem- Sarang dekat lokasi kawasan BBS saat dikonfirmasi wartawan mengaku sering melihat pasangan muda mudi baik sore atau malam hari terlebih malam hari libur. Dari sore kendaraan roda dua lalu lalang bergantian keluar masuk lokasi BBS. "Namun saya tak tau apa yang mereka perbuat, saat sore hari terkadang juga ada pelajar putra-putri yang pulang sekolah dan masih berseragam masuk ke kawasan BBS,“ungkapnya.
Sementara itu Muksin salah satu pemuda desa Binangun kepada wartawan mengatakan yang berbuat tak senonoh.itu yang paling dan sangat memprihatinkan, kata dia, perbuatan itu dilakukan tak jauh dari makam. . "Kan kami prihatin mas, “ keluhnya.
Terpisah Kepala Desa Binangun Lasem Khamim saat dihubungi dan dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya perbuatan mesum tersebut. "Namun mereka yang datang kelokasi kawasan BBS bukan warga kami mayoritas orang luar, “ungkapnya.
Masih kata Khamim pihaknya mengaku pernah mendapat keluhan dari masyrakat dan salah satu organisai terkait hal tersebut namun dirinya mengaku tak bisa berbuat banyak karena bukan kewenangannnya. “Kami hanya mampu menegur bukan memberi sangsi kepada mereka ada instansi yang lebih berwenang “ terangnya.
Komisi D Sidak Kawasan Wisata BBS
Menanggapi keluhan dan aduan warga diduga kuat tempat tersebut sering menjadi tempat berjudi dan praktek seksual terselubung.,akhirnya Komisi D Bidang Kemasyarakatan DPRD Rembang pada Kamis (3/11) melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di kawasan wisata Bonang Binangun Sluke (BBS).
Ketua Komisi D DPRD Rembang, Joko Suprihadi saat dikonfirmasi wartawan menjelaskan, pihaknya berulang kali menerima informasi dan aduan dari masyarakat yang merasa resah akan aktifitas orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Bahkan pihaknya pernah mendapati secara langsung arena judi dengan memanfaatkan salah satu bangunan di pinggir pantai Binangun.
”Adanya laporan warga memang menjadi alasan utama kami melakukan sidak. Hal ini supaya masyarakat lebih nyaman. Apalagi sekitar satu bulan lalu saya pernah mendapati beberapa orang yang sedang bermain judi disana,” ungkap Joko.
Masih kata Joko, anehnya walaupun mereka tahu dirinya datang, tidak ada satupun pelaku judi yang merasa malu. Padahal saat itu pihaknya membawa mobil dinas yang sudah jelas bahwa itu menandakan dirinya berasal dari pemerintah Rembang.
Jokopun prihatin dengan kondisi yang ada ditempat tersebut. Banguna yang ada terkesan mangkrak dan tidak difungsikan sebagaimana mestinya. “tahun 2010 kemarin, kami mengalokasikan dana rehab kira-kira Rp 50 juta, tapi kalau mangkrak seperti ini kayaknya sia-sia,” paparnya.
Karena hal itu pihaknya meminta kepada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga untuk membuat konsep yang jelas. Apalagi sejak awal sudah ditetapkan menjadi obyek wisata.
“Kalau ditangani dengan profesional, ia yakin bisa menghilangkan rumor maksiat yang ada, apalagi fungsinya semula adalah sebagai tempat pariwisata. Pastinya investorpun akan dating dengan sendirinya kalau tempat ini berfungsi sebagaimana mestinya,” terangnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Dinbudparpora Kab. Rembang, Noor Effendi kepada wartawan mengaku kesulitan menarik investor untuk mengelola potensi wisata Bonang Binangun Sluke, meski konsep perpaduan antara wisata bahari dan religi cukup menjanjikan.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Dinbudparpora Kab. Rembang, Noor Effendi kepada wartawan mengaku kesulitan menarik investor untuk mengelola potensi wisata Bonang Binangun Sluke, meski konsep perpaduan antara wisata bahari dan religi cukup menjanjikan.
”Kami sudah pernah melakukan penawaran dengan pihak investor, namun belum ada hasilnya. Dan mengenai sidak ini, kami akan melakukan penataan sesuai dengan fungsi bangunan semula,”pungkasnya.(hasan)