Kasat Reskrim Rembang dan Kapolsek Lasem di lokasi temuan |
Dani Wahyu Afandi bersama Deni Wahyu Effendi (20 th) penemu temuan kaki tersebut kepada wartawan menjelaskan, saat itu mereka berdua sedang jalan-jalan menghabiskan waktu sebelum pulang dari kesehariannya menjaga warung dagangannya dikawasan BBS.
”Ketika disana, iseng-iseng mereka bermain pasir dan krikil. Karena keasyikan tanpa sengaja mereka melihat ada seperti batu aneh,"ungkap Kasat Reskrim AKP Moh.Bahrin dan Kapolsek Lasem AKP Isnaeni di lokasi temuan.
Batu aneh itu, membuat Dani dan Deni penasaran. Dengan berbekal ranting di sekitanya mereka menggali batu yang sudah kelihatan terkejut dengan apa yang terlihat ternyata tulang menyerupai kaki manusia. Mereka pun bergegas memberitahu orang tua yang ada diwarung . ”Saat itu, kami memberitahu ibu yang sedang jaga warung. Karena khawatir, ibu melarang kami melihat kembali Mengingat kawasan tersebut terdapat makam yang dipercaya makam yang konon katanya seorang adipati binangun,” ungkap Dani.
Karena beranggapan temuan tersebut adalah kaki manusia dengan umur ratusan tahun, salah satu warga akhirnya melaporkan kepada pihak yang berwajib untuk diteliti. ”Ini berdasarkan cerita orang-orang terdahulu kalau binangun sebelumnya adalah sebuah kerajaan,” imbuhnya.
Sementara itu Yanto (46 th), salah satu warga di lokasi tempat ditemukannya kaki tersebut kepada wartawan menjelaskan, berdasarkan cerita orang tuanya, kawasan binangun sebelumnya adalah kerajaan. Bahkan dipercaya adanya batu bata dan genteng kuno yang ada dikawasan BBS adalah makam salah satu adipati binangun.”Tidak hanya orang tua saya saja yang bercerita seperti itu, hampir semua warga binangun mendapatkan cerita yang sama dari para orang tuanya,” paparnya.
Berdasarkan ceritanya, makam yang ada dibinangun sebetulnya tidak terdapat jasad ataupun tulang belulang sebagai penguat makam. Hanya saja ada beberapa batu bata dan genteng yang dipercaya adalah makam. Sehingga dibangunlah makam tersebut.”Bisa jadi temuan tersebut adalah jasad atau tulang dari adipati binangun sebenarnya,” katanya.
Kapolres Rembang AKBP Adhi Fandhi Ariyanto melalui kasat reskrrim Polres Rembang, AKP Moh Bahrin didampingi Kapolsek Lasem AKP Isnaeni saat dikonfirmasi wartawan di lokasi temuan, mengatakan, terkait dengan temuan tersebut pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pihak yang berwenang terhadap temuan. Yakni, dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rembang bersama masyarakat sejarawan Rembang dan ahli budaya binangun.
”Kalau melihat tempatnya bisa jadi ini masih terkait dengan sejarah lasem. Akan tetapi akan kami koordinasikan lebih lanjut kepada instansi terkait,” tandasnya.
Kasat Reskrim menambahkan Sebagai langkah pengamanan pihaknya akan sesegera mungkin membatasinya dengan police line. Hal ini dilakukan guna antisipasi untuk menjaga keutuhan dari temuan yang ada.”untuk sementara, kami akan memasang police line sambil menunggu identifikasi dari para ahli sejarah termasuk arkeolog,”pungkasnya. (hasan)
Tags
Daerah