JAKARTA (wartamerdeka) – Ada info menarik dan mengejutkan dari Penasehat Spiritual Kraton Surakarta KPH Karyonagoro. Menurutnya, dari berbagai penelusuran yang dia lakukan ternyata Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno yang akrab disapa Bung Karno adalah anak kandung dari raja Kraton Surakarta, Sunan Pakubuwono X (PB X).
Dalam wawancara khusus dengan wartawan media online wartamerdeka, Aris Kuncoro, baru-baru ini, Kanjeng Karyonagoro mengungkapkan, PB X mengambil “garwa ampil (selir) pada tahun 1900 seorang putri bernama Ida Ayu Nyoman Rai.
Ida Ayu Nyoman Rai ini adalah putri Raja Buleleng. Ketika mengandung, sang istri terpaksa diungsikan ke Surabaya dengan didampingi abdi dalem kinasih, R. Soekemi.
“Pada 1901, lahirlah putra Ida Ayu Nyoman Rai. Diberi nama Kusno. Sama persis dengan nama kecil ayahnya, PB X. Selanjutnya, PB X memerintahan R. Soekemi untuk mengawini dan menjaga Ida Ayu Nyoman Rai,” ujar KPH Karyonagoro yang juga dikenal sebagai penasehat spiritual sejumlah tokoh penting di Indonesia.
Kenapa PB X menempuh langkah demikian ?
“Sebab, ia mengetahui, bahwa putra yang dilahirkan dari rahim Ida Ayu Nyoman Rai inilah yang dulu dimaksud oleh Eyang Dalem PB VI akan memerdekakan bangsa Indonesia,” tambah KPH Karyonagoro.
Saat ditangkap pemerintah Belanda, ujarnya lagi, PB VI mengucapkan sabda, Hai penjajah, tunggulah 100 tahun lagi. Tiga generasi dari keturunanku akan mengusir kalian dari Bumi Pertiwi ini.
PB X adalah raja Surakarta yang menonjol. Menurut KPH Karyonagoro, PB X memiliki peran kuat dalam upaya pembentukan tatanan dunia baru.
“PB X berhasil menyatukan kekuatan finansial raja-raja dunia. Oleh karenanya Pakubuwono X mendapat anugerah gelar dari berbagai negara,” kata KPH Karyonagoro lagi.
Beberapa gelar yang diperoleh PB X di antaranya: GC of the Order of the Netherlands Lion (21.1.1932), GC Order of Orange-Nassau (mil 10.5.1922), XV Long Service Medal of the Netherlands, GC of the Order of the White Elephant (1929), GC Crown of Siam (6.7.1896) of Siam, GC Royal Order of Cambodia, GC Wendish Crown of Mecklenburg (1910), GC Nishan al-Iftikhar of Tunis, GC Order of Christ (Portugal) (5.1.1929), GC Order of the Dragon of Annam, GC Order of Leopold (Belgium) (c 1935), GC Leopold II of Belgium (mil 1920), GC Merit of Austria (1926), GC North Star of Sweden (1932), GC Order of the Star of Anjouan of France (1936), GC Order of the Crown of Italy, GC Brilliant Jade (second grade) of China, GC Sharifian Order of Alaoui of Morocco (1936), GC 1st class of the Orders of Khim Khanh of Annam, GC 2nd class with star of the Order of St. Michael (Bavaria), Order of the Red Eagle of Prussia, and Franz Josef of Austria, Cdr 1st class of the Orders of Henry the Lion of Brunswick (1910), Commander Order of the Dannebrog of Denmark, Commander Black Star of Benin of France, GO of the Order of the Bust of Bolivar of Venezuela, and the Order of the Double Dragon 2nd class 2nd grade of China. (AR)
Dalam wawancara khusus dengan wartawan media online wartamerdeka, Aris Kuncoro, baru-baru ini, Kanjeng Karyonagoro mengungkapkan, PB X mengambil “garwa ampil (selir) pada tahun 1900 seorang putri bernama Ida Ayu Nyoman Rai.
Ida Ayu Nyoman Rai ini adalah putri Raja Buleleng. Ketika mengandung, sang istri terpaksa diungsikan ke Surabaya dengan didampingi abdi dalem kinasih, R. Soekemi.
“Pada 1901, lahirlah putra Ida Ayu Nyoman Rai. Diberi nama Kusno. Sama persis dengan nama kecil ayahnya, PB X. Selanjutnya, PB X memerintahan R. Soekemi untuk mengawini dan menjaga Ida Ayu Nyoman Rai,” ujar KPH Karyonagoro yang juga dikenal sebagai penasehat spiritual sejumlah tokoh penting di Indonesia.
Kenapa PB X menempuh langkah demikian ?
“Sebab, ia mengetahui, bahwa putra yang dilahirkan dari rahim Ida Ayu Nyoman Rai inilah yang dulu dimaksud oleh Eyang Dalem PB VI akan memerdekakan bangsa Indonesia,” tambah KPH Karyonagoro.
Saat ditangkap pemerintah Belanda, ujarnya lagi, PB VI mengucapkan sabda, Hai penjajah, tunggulah 100 tahun lagi. Tiga generasi dari keturunanku akan mengusir kalian dari Bumi Pertiwi ini.
PB X adalah raja Surakarta yang menonjol. Menurut KPH Karyonagoro, PB X memiliki peran kuat dalam upaya pembentukan tatanan dunia baru.
“PB X berhasil menyatukan kekuatan finansial raja-raja dunia. Oleh karenanya Pakubuwono X mendapat anugerah gelar dari berbagai negara,” kata KPH Karyonagoro lagi.
Beberapa gelar yang diperoleh PB X di antaranya: GC of the Order of the Netherlands Lion (21.1.1932), GC Order of Orange-Nassau (mil 10.5.1922), XV Long Service Medal of the Netherlands, GC of the Order of the White Elephant (1929), GC Crown of Siam (6.7.1896) of Siam, GC Royal Order of Cambodia, GC Wendish Crown of Mecklenburg (1910), GC Nishan al-Iftikhar of Tunis, GC Order of Christ (Portugal) (5.1.1929), GC Order of the Dragon of Annam, GC Order of Leopold (Belgium) (c 1935), GC Leopold II of Belgium (mil 1920), GC Merit of Austria (1926), GC North Star of Sweden (1932), GC Order of the Star of Anjouan of France (1936), GC Order of the Crown of Italy, GC Brilliant Jade (second grade) of China, GC Sharifian Order of Alaoui of Morocco (1936), GC 1st class of the Orders of Khim Khanh of Annam, GC 2nd class with star of the Order of St. Michael (Bavaria), Order of the Red Eagle of Prussia, and Franz Josef of Austria, Cdr 1st class of the Orders of Henry the Lion of Brunswick (1910), Commander Order of the Dannebrog of Denmark, Commander Black Star of Benin of France, GO of the Order of the Bust of Bolivar of Venezuela, and the Order of the Double Dragon 2nd class 2nd grade of China. (AR)
Tags
Ragam