Terkait Kasus Narkoba di Tingkat SMP, Disdik Buka Ruang Baru Untuk Yayasan SADO

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Bakri Hasyim 


KARIMUN (wartamerdeka.net) - Terungkapnya kasus pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri terindikasi Narkoba melalui tes urine yang telah dilakukan Yayasan Rumah Rehabilitasi Sosial Sahabat Anak Indonesia (Y2RS-SADO) sempat membuat geger.

Yayasan ini merupakan salah satu Lembaga di Indonesia yang diunjuk oleh Kementerian Sosial RI dalam program Institusi Penerima Wajib Lapor bagi Korban Penyalahgunaan Napza (KPN) sejak April tahun 2015 sampai saat ini dan sering disebut-sebut dengan nama Yayasan SADO (Sahabat Anak Indonesia).


Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Karimun pun kini  membuka ruang baru untuk koordinasi. Dengan dibukanya ruang baru ini, kata Kepala Dinas Pendidikan Karimun, Bakri Hasyim, apapun bentuk kegiatan Yayasan SADO yang menyangkut sekolah diminta terlebih dahulu diinformasikan ke Disdik dan Disdik akan memfasilitasi agar nanti tidak ada sekolah yang akan mempersulit Yayasan SADO untuk mencari data-data Napza.

Terkait dengan masalah pelajar yang terindikasi Narkoba kita tidak lagi berfikir benar atau salahnya, tetapi berfikir ke depannya, karena Yayasan SADO sudah memiliki data dan data tersebut tidak boleh dibongkar karena merupakan kode etik Yayasan SADO.

Tetapi dalam hal ini Yayasan SADO juga sudah menyampaikannya kepada pihak sekolah,termasuk pembinaannya juga akan dilakukan melalui pihak sekolah dengan melibatkan Disdik didalam Pembinaan nya. 

"Dengan adanya ruang baru ini,Disdik akan melakukan Mou dengan Yayasan SADO dalam melaksanakan kegiatan sekolah terlebih dalam menanggulangi pencegahan penyalahgunaan Narkoba atau Napza,'' ungkap Bakri Hasyim,  kemarin.

Terpisah perwakilan Yayasan SADO,Noorliza menyampaikan sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada kepala Dinas Pendidikan Karimun yang sudah menyambut baik dengan kehadiran Yayasan SADO.. 

Setelah melakukan klarifikasi bahwa dengan tujuan yang sama,untuk selanjutnya apabila ada kegiatan-kegiatan di sekolah seperti dalam melakukan sosialisasi, Yayasan SADO akan diundang untuk ikut bersama, bahkan dalam melakukan Home Visit (Kunjungan ke rumah-rumah) terhadap anak-anak yang terindikasi Narkoba, agar tidak terlebih larut lagi.

Terkait dengan data-data pelajar yang terindikasi Narkoba, Yayasan SADO tidak akan membongkarnya, baik itu siapa namanya, identitas, dimana rumahnya, tetapi kita hanya akan langsung melaporkan kepada Kepala sekolah atau guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP) nya saja dan itu hanya interen sekolah yang terkait.

"Kenapa datanya tidak bisa dibongkar,karena apabila data pelajar yang terindikasi Narkoba dibeberkan,akan berakibat merusak Psikologis anak itu sendiri bila diketahui orang banyak dan untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran data tersebut Yayasan SADO sudah melakukan Mou terlebih dahulu," terang Noorliza.  (Sihat)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama