Ma'ruf Amin Kunjungi Karawang, Redam Hoax Yang Dilancarkan Emak-emak PEPES

Boni Hargens: Kampanye Hitam PEPES Ancaman Keutuhan Bangsa


JAKARTA (wartamerdeka.info) - Calon wakil presiden Ma'ruf Amin melakukan safari politik ke Karawang, Jawa Barat, Sabtu (2/3). Karawang sengaja dipilih untuk mengklarifikasi fitnah soal isu larangan azan yang diembuskan tiga emak-emak diduga anggota Partai Emak-emak Pendukung Prabowo-Sandiaga (PEPES).

"Saya berupaya menjernihkan suasana di Karawang setelah ramainya informasi hoaks dan bahkan ada warga yang sampai ditangkap aparat keamanan," kata Ma'ruf.

Ma'ruf menjelaskan hoaks tak hanya terjadi di Karawang. Hoaks disebut Ma'ruf jufa disebar ke daerah lain. Namun Ma'ruf mengatakan dirinya tetap mendatangi Karawang agar warga bisa mendapat informasi yang sesungguhnya.

"Saya ingin suasana di Karawang jernih lagi. Informasi yang disebar itu bohong, hoaks, dan fitnah," ujar Ma'ruf.

Kunjungan Ma'ruf ke Karawang ini melanjutkan safari politiknya ke Jawa Barat bagian timur, yakni Cirebon, Kuningan, Banjar, Pangandaran, Ciamis, hingga ke Majenang di Cilacap, Jawa Tengah.

Ada dua agenda dalam kunjungan di Karawang yakni ziarah ke makam Syeikh Quro di Lemahabang, Karawang. Lalu., pada malam harinya Ma'ruf akan menghadiri acara Karawang Berselawat di Stadion Karawang.

Dari Karawang, Ma'ruf  melanjutkan safari politiknya ke Provinsi Banten, Minggu (3/3), untuk melepas kegiatan gerak jalan di BSD Tangerang pada Minggu pagi, dilanjutkan dengan silahturahmi Akbar Banten Bersatu untuk Indonesia di Alun-Alun Barat Kota Serang.

"Kami harus terus keliling untuk mengonsolidasikan dan memantapkan dukungan guna merawat apa yang sudah kami peroleh sekaligus berupaya meningkatkan elektabilitas," katanya.

Merusak Keutuhan Bangsa

Sementara itu Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai dugaan kampanye hitam oleh emak-emak yang diduga tergabung dalam Partai Emak-emak Pendukung Prabowo-Sandi (PEPES) di Karawang, Jawa Barat, mengancam proses elektoral yang berjalan saat ini.

Boni mengatakan pernyataan tiga emak-emak yang terekam dalam video tentang larangan azan jika Jokowi terpilih itu merupakan bentuk fitnah dan kebohongan yang tak berdasar.

"Kampanye berisikan fitnah dan kebohongan ini jadi ancaman atas proses elektoral dan menjadi bahaya bagi pemilu karena menyajikan propaganda politik yang merusak integrasi, merusak kekeluargaan, dan merusak solidaritas di tengah masyarakat," ujar Boni dalam sebuah diskusi di kawasan Semanggi, Jakarta, Sabtu (2/3).

Selain itu, lanjut Boni, kampanye yang dilakukan emak-emak itu juga berpotensi memicu keributan dari komunitas Islam.

Ia menyarankan Prabowo-Sandi sebagai kandidat yang didukung emak-emak PEPES mengevaluasi kembali dukungan dari para relawannya.

"Harus segera dikoreksi, evaluasi, sebelum terlambat karena ini bukan tentang merebut kekuasaan selama lima tahun. Tapi perkara menjaga keutuhan bangsa," katanya.

Tiga emak-emak yang berkampanye soal larangan azan jika Jokowi terpilih kembali sebagai presiden telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Karawang.

Ketiganya disangka melanggar UU Informasi dan Transaksi Elektronik setelah diduga melakukan kampanye hitam terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019.

Tiga emak-emak itu disebut berasal dari organisasi relawan PEPES. Pihak PEPES sendiri membantahnya, namun tak menutup kemungkinan ketiganya simpatisan PEPES.

Sementara itu Wakil Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono, mengaku belum dapat memastikan apakah emak-emak PEPES ini bagian dari relawan resmi paslon nomor urut 02.(A/sumber:CNN)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama