JAKARTA (wartamerdeka.info) - Untuk mencapai arah kebijakan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) yaitu mendaftarkan seluruh bidang tanah dalam mewujudkan sistem pendaftaran tanah stelsel positif, harus dilakukan peningkatan kualitas pada setiap tahapan dan hasil dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu, Kementerian ATR/BPN perlu melakukan terobosan dan inovasi baru dalam rangka pelayanan pertanahan yang modern dan memudahkan pelayanan pertanahan kepada masyarakat.
Melalui Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan (Ditjen IK) khususnya Direktrorat Pengukuran dan Pemetaan Kadastral yang berkolaborasi dengan Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Pusdatin), saat ini Kementerian ATR/BPN melakukan inovasi di bidang teknologi untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pelaksanaan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
“Dalam rangka percepatan dan peningkatan kualitas pelaksanaan PTSL, serta mempermudah partisipasi masyarakat dalam membantu pengumpulan data pertanahan (fisik dan yuridis), maka di tahun 2019 ini kami telah menyelesaikan pembangunan aplikasi mobile untuk pengumpulan data pertanahan dengan nama Survey Tanahku,” ujar Dirjen IK, R. Muhammad Adi Dharmawan saat memberikan laporan kepada Menteri ATR/Kepala BPN pada pembukaan Workshop Inovasi Teknologi Dalam Rangka PTSL Berbasis Partisipasi Masyarakat Menggunakan Aplikasi Survey Tanahku, yang diselenggarakan di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Selasa (03/12).
Pada kesempatan yang sama, Dirjen IK menjelaskan cara pengoperasian aplikasi Survey Tanahku secara singkat, padat dan jelas. “Aplikasi ini digunakan untuk pengambilan data fisik dari berbagai sumber, dengan pengamatan posisi menggunakan GNSS RTK yang terhubung melalui bluetooth, dengan tampilan Geo KKP pada aplikasi dapat dipastikan bidang tanah baru tidak akan tumpang tindih dengan bidang lainnya. Survey Tanahku juga digunakan untuk mengambil data pertanahan lainnya seperti sidik jari petunjuk batas dan kontradiktur delimitasi dan terkoneksi dengan data Dukcapil untuk memastikan identitas pemegang hak,” jelasnya.
“Dalam rangka partisipasi masyarakat, aplikasi Survey Tanahku juga dapat dilakukan masyarakat untuk melakukan identifikasi batas bidang tanah.
Semua dalam satu genggaman!” tambah R. Muhammad Adi Darmawan.
Lebih lanjut, R. Muhammad Adi Darmawan mengungkapkan bahwa aplikasi Survey Tanahku merupakan murni karya anak bangsa, tentunya dengan kualitas setara dengan Netherland Kadaster yang pernah digunakan dalam pilot project di Kabupaten Tanggamus dan Grobogan. “Dengan kolaborasi antara Direktrorat Pengukuran dan Pemetaan Kadastral dan Pusdatin dalam pengembangan aplikasi ini, Survey Tanahku memiliki harga yang lebih ekonomis yaitu 5% dari harga aplikasi tersebut,” ungkapnya.
Menteri ATR/Kepala BPN, Sofyan A. Djalil menyambut baik inovasi yang terus dilakukan di Kementerian ATR/BPN, ia berharap dengan inovasi ini bisa menyelesaikan banyak masalah. “Saya senang sekali atas inovasi yang dilakukan teman-teman di Kementerian ATR/BPN, bahkan yang disebut kualitas setara dengan Netherland Kadaster tapi harganya cuma sekitar 5%, itu menandakan orang di Indonesia luar biasa kreatif,” ucapnya dengan bangga.
Sebelum membuka kegiatan ini, Sofyan A. Djalil berpesan kepada 250 peserta yang hadir untuk selalu menjaga kualitas dari setiap pekerjaan yang dilakukan. “Aplikasi ini akan kita gunakan secara masif di tahun 2020, untuk itu tolong kuasai betul teknologi ini. Tetapi, yang terpenting adalah bagaimana attitude dalam menggunakannya. Jangan sampai menggampangkan masalah dan selalu jaga kualitas kerja kita demi memberikan hasil yang paling optimum,” pesan Menteri ATR/Kepala BPN. (Yot)
Tags
Nasional