Positif Virus Corona Di Seluruh Dunia Tembus 1 Juta


Virus corona (Covid-19) di seluruh dunia melampaui 1 juta kasus pada Kamis 22.47 GMT atau Jumat (3/4/2020) pukul 06.00 WIB. Ini berarti naik dua kali lipat dalam seminggu. Virus telah menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara di samping mulai merambah Afrika.

Tepat sebelum kasus global mencapai 1 juta, angka kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia melewati 50.000. Hingga pagi ini menurut data Worldometers, korban tewas mencapai 52.932 orang.

Covid-19 telah menginfeksi sedikitnya 1.012.486 orang di seluruh dunia. Sebanyak 212.015 orang telah pulih dari virus.

Dunia hampir tidak tahu apa-apa tentang virus itu pada bulan Desember 2019, ketika laporan tentang virus corona mulai muncul di Wuhan, Tiongkok. Sejak itu, virus telah menyebar ke hampir setiap negara di dunia. Kondisi ini memaksa sejumlah negara melakukan lockdown untuk menahan penyebaran virus yang cepat.

"Selama lima minggu terakhir, kami telah melihat pertumbuhan eksponensial jumlah kasus baru, mencapai hampir setiap negara, dan wilayah," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada sebuah taklimat di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss, Rabu (1/4/2020).

Menurut John Hopkins University, kasus Covid-19 yang dikonfirmasi mencapai 500.000 pada minggu lalu. Sejak itu, AS melampaui Tiongkok sebagai negara dengan kasus Covid-19 paling banyak dilaporkan di dunia. Namun, para ekonom dan pejabat AS mengatakan para pejabat Tiongkok kemungkinan menutupi total jumlah infeksi.

Infeksi di AS sekarang mencakup lebih dari 20 persen infeksi global. Virus ini telah menginfeksi lebih 92.000 orang di negara bagian New York. Pejabat Gedung Putih memperkirakan sekitar 100.000 hingga 240.000 orang di AS akan mati akibat Covid-19 dengan puncak kematian dalam satu atau dua minggu ke depan.

Virus corona juga mulai menyebar secara luas ke seluruh Afrika, karena sejumlah negara telah melaporkan ratusan tes positif, menurut Hopkins. Virus ini telah menginfeksi lebih dari 1.300 orang di Afrika Selatan, menurut data Hopkins, dan lebih 900 di Aljazair.

WHO berulang kali menekankan dampak epidemi corona berpotensi menghancurkan seluruh Afrika, di mana sistem kesehatan di wilayah itu tidak siap merawat pasien kritis yang jumlahnya banyak. (A)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama