Prof Zainuddin Maliki: Jangan Lagi Ada Yang Berpikir Untuk Mengubah Pancasila


LAMONGAN (wartamerdeka.info) - Pancasila adalah konsensus nasional kehidupan berbangsa dan bernegara yang telah dirumuskan oleh para founding fathers dan yang  harus  kita junjung tinggi sebagai landasan dan modal mewujudkan cita-cita Nasional. 

Faktanya masih ada saja kekuatan yang ingin mengganti  konsensus nasional tersebut. 

Demikian dikemukakan  Prof. Zainuddin Maliki, anggota MPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional pada acara Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Mantup Kabupaten Lamongan, Sabtu (26/9/20).

Sosialisasi empat konsensus nasional kehidupan berbangsa dan bernegara itu dihadiri  para pengusaha muda juga pimpinan cabang Partai Amanat Nasional se Dapil Lamongan II dengan menghadirkan Ketua Pimpinan  Daerah  Muhammadiyah Kabupaten Lamongan, Drs. H. Shodikin, MPd dan Ketua Tim Jipol-Mu  Kabupaten Lamongan Drs. H. Mat Iskan sebagai narasumber.

Anggota MPR RI dari Dapil Jatim X Gresik Lamongan itu meminta masyarakat untuk waspada, karena setidaknya ada dua kekuatan yang selama ini ingin mengganti Pancasila. 

Pertama, kekuatan komunis. Komunisme yang memiliki paham atheisme tidak ingin negara ini dibangun atas dasar ideologi Pancasila, karena Pancasila memiliki prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa. Prinsip ini menjiwai ke empat sila-sila yang lain dan begitu sebaliknya.

Kedua, faham kapitalisme liberal. Kekuatan ini tidak ingin Pancasila tumbuh menjadi ideologi negara, karena Pancasila berangkat dari prinsip Ketuhanan yang mengajarkan pentingnya  kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan, menjunjung tinggi persatuan, memegang asas permusyawaratan dan juga keadilan sosial.  

Tidak seperti ideologi kapitalisme liberal yang membiarkan mereka yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin, ideologi Pancasila mendorong semua orang untuk bekerja keras  agar hidup sejahtera. 

Mereka yang berhasil  dan hidup lebih sejahtera, diajarkan oleh Pancasila untuk memiliki  kepedulian terhadap mereka yang belum berhasil sehingga terjadi hubungan yang harmonis dimana yang kaya berempati kepada yang miskin dan yang miskin menghargai mereka yang lebih sejahtera.

Prof. Zainuddin Maliki mengharap tidak ada lagi yang berpikir untuk mengubah konsensus nasional. Sebaliknya seluruh elemen masyarakat diharapkan untuk menjaga konsensus nasional tersebut seperti yang ditunjukkan oleh Muhammadiyah. 

Bagi Muhammadiyah, Pancasila adalah hasil kesepakatan yang harus dijunjung tinggi dengan menjadikan Indonesia sebagai Darul Ahdi wa Syahadah. 

Sebagai Darul Ahdi wa Syahadah maka elemen masyarakat diminta memegang teguh konsensus nasional tersebut. Sekarang waktunya seluruh elemen masyarakat mewujudkan seluruh nilai-nilai Pancasila itu ke tengah-tengah kehidupan nyata, bukan mencoba-coba mengotak-atik untuk menggantinya.(Sudono Sueb)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama