Dua Tahun Memimpin Sulsel, Inilah Karya Nyata Nurdin Abdullah

Nurdin Abdullah

Catatan: Aris & Mawi

(Wartawan Senior, Pengamat Politik & Hukum)

Prof HM Nurdin Abdullah (NA) yang dilantik sebagai Gubernur Sulawesi Selatan ke-8 pada 5 September 2018, dikenal sebagai gubernur yang berprestasi. 

Sejumlah karya nyata telah ditorehkan  Nurdin Abdullah selama dua tahun memimpin Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Salah satu karya nyatanya, adalah terjalinnya kerjasama yang baik antara provinsi dan kabupaten-kota se-Sulsel, sehingga para kepala daerah di Sulsel bisa  menjalankan pemerintahan yang betul-betul memberikan kenyamanan dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

Nurdin Abdulah bersama Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, di tahun pertama pemerintahannya telah membuat suatu sistem pelayanan pemerintahan yang sangat baik. Di tahun kedua makin terlihat pesatnya pembangunan di Sulsel.

Yang juga cukup fenomenal adalah masifnya pembangunan infrastruktur di tahun pertama pemerintahannya.

Di antaranya yang sangat mendapat apresiasi sejumlah pihak adalah pembangunan akses jalan daerah terisolir di Kecamatan Seko, pembangunan Bandara Buntu Kunik di Tana Toraja.

Pemerintahan Nurdin Abdullah bersama wakilnya, Andi Sudirman Sulaiman dalam satu tahun memimpin Sulsel, berhasil membangun infrastruktur untuk mendukung konektivitas dan membuka jalur terisolir di beberapa daerah di Sulawesi Selatan.

Setelah 74 tahun Indonesia merdeka, pemerinrah baru membuat akses dan mengaspal jalan menuju Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. 

Dan, mimpi masyarakat Seko pun tercapai sehingga mereka bisa bepergian ke Kota Kabupaten Luwu Utara dengan mudah.

Pengaspalan jalan itu dilakukan Balai Besar Jalan Nasional (BBJN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sementara pengerasan pembukaan jalan itu dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel.

Sinergitas Kementerian PUPR dan Pemprov Sulsel pada pembangunan jalan menuju Seko ink adalah bukti bahwa pemerintahan Sulsel di bawah kepemimpinan Nurdin Abdullah peduli terhadap daerah-daerah terisolasi.

Selain itu,  di tahun pertama pemeribtahan Nurdin Abdullah juga telah membangun Bandara Buntu Kunik di Tana Toraja, membangun jalur Pengkep-Bone melalui Tonasa Parigi, akses jalan dua jalur dan empat lajur Bua menuju Rantepao Toraja.

Ruas jalan Rappang - Pinrang sepanjang 1,950 Km dengan lebar 6 m yang sumber dananya dari APBD Sulsel

Juga, jalan pintas dari Larompong menuju Kabupaten Luwu, serta pembangunan pedestrian dan perbaikan fasilitas destinasi wisata di beberap daerah di Sulawesi Selatan.

NA juga memberikan bantuan sejumlah fasilitas bagi masyarakat yang terisolir di pinggir-pinggir danau yang membutuhkan percepatan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.  

Di Kabupaten Bone, di tahun kedua pemerintahannya, Nurdin Abdullah juga membangun jembatan Desa Watu, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Bone, yang peresmiannya dilakukan pada Sabtu, 9 Januari 2021. 

Jembatan sepanjang 80 meter dan lebar 7 meter ini  menghubungkan Desa Watu dengan sebelas desa lainnya yang ada di Kecamatan Cenrana. 

Masyarakat Kecamatan Cenrana tentu sangat bersyukur karena sejarah jembatan ini mulai dari Pincara, kemudian jembatan darurat, dan sekarang sudah permanen. 

Masyarakat Cenrana tentu saja sangat bersyukur dengan pembangunan jembatan ini yang menghubungkan sebelas desa ke utara.

Hadirnya jembatan ini, sudah tentu makin memperlancar distribusi produk pertanian masyarakat fan otomatis akan menjadi urat nadi perekonomian. 

Kalau ekonomi berkembang, kesejahteraan masyarakat juga ikut meningkat. 

Proyek yang dibangun dari dana bantuan APBD Sulsel senilai Rp11 miliar ini dirampungkan dalam jangka waktu enam bulan. Konstruksi jembatan bangunan bawah terdiri dari konstruksi tiang pancang, dan bangunan atas terdiri dari rangka baja tipe C plus. 

Di tahun kedua pemerintahannya, Nurdin juga membangun jalan ruas Palampang – Munte – Bontolempangan, di Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai 

Desa Bontolempangan yang berada di dataran tinggi Sinjai Barat merupakan hunian bagi sekitar 600 Kepala Keluarga (KK) yang umumnya berprofesi sebagai petani kopi dan jagung, serta aneka produk pertanian lainnya. 

Kepala Dusun Bihulo, Desa Botolempangan, Hasbi, mengungkapkan, masyarakat telah lama menunggu terwujudnya jalan beraspal di desanya.

"Dari sekian lama kita menunggu, alhamdullilah Desa Bontolempangan bisa dibangun jalan beraspal," ungkapnya.

Hasbi menyebutkan, sejak adanya jalan ini, akses petani untuk membawa produknya ke pembeli sangat lancar sehingga meningkatkan pendapatan petani.

"Sejak dibangun jalan, transportasi lancar dan pemasukan petani cukup meningkat. Alhamdulillah berkat adanya pembangunan jalan di sini untuk tembus ke Kabupaten Bukukumba," ujar Hasbi.

Ia menuturkan, lahan seluas 50 hektare dimanfaatkan petani untuk menanam kopi, dengan potensi 800 kilogram per hektare. Tahun ini, para petani juga siap mengembangkan budidaya talas Jepang satoimo.

Nurdin Abdullah saat meresmikan pelataran Kawasan Kuliner Lego-lego di CPI Makassar

"Mudah-mudahan di tahun 2021 ini kami bisa bantu pemerintah kembangkan talas Jepang, petani berminat untuk menanam talas Jepang," ungkapnya.

Menanggapi antusias petani, Gubernur Nurdin menyampaikan, tahun ini Pemprov Sulsel melalui Dinas Pertanian akan memberikan bantuan bibit talas kepada petani. 

"Kadis Pertanian Sulsel akan suplai bibit dan pupuk. Setelah mandiri baru kita lepas. Kebutuhan akan talas itu sebulan mencapai tiga ribu ton, di mana 80 persen disuplai oleh Cina. Kita berharap bisa menggantikan Cina," kata Nurdin.

Nurdin juga berjanji Pemprov akan membantu untuk pengadaan sapi sehingga bisa mengembalikan produksi susu di Sinjai Barat.

NA juga mendorong dan membantu pembangunan gedung baru Laboratorium dan Fisioterapi RSUD HA Sulthan Daeng Raja, yang telah diresmikan saat  HUT Ke-61 Kabupaten Bulukumba pada Kamis, 4 Februari 2021.

Hadirnya pelayanan dengan gedung baru ini akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Saat meresmikan gedung baru tersebut, NA  juga berharap selain fasilitas gedung yang baru, peningkatan kualitas sumber daya manusia juga dilakukan. Termasuk dengan membuka wawasan tenaga medis untuk menimbah ilmu di Jepang.

"Kita mau buka wawasan dokter kita ke Jepang, kita ada sister province dengan Jepang, supaya kita bisa tingkatkan pelayanan kita," sebut Nurdin saat berbincang dengan manajemen rumah sakit usai melakukan penguntingan pita.

Nurdin Abdullah, tahun ini juga berhasil menyelesaikan pembangunan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) modern, di Kecamatan Manggala, Kota Makassar, yang peresmiannya berlangsung  pada 8 Februari 2021 lalu. 

Pembangunan RPH modern tersebut merupakan kolaborasi antara Pemkot Makassar dengan Pemprov Sulsel. Pemkot menyediakan lahan seluas 5 hektar sementara Pemprov membangun gedung dan pemerintah pusat menyediakan alatnya. 

"Insyaallah kita betul-betul mendapatkan daging bersih dan halal. Ini bukti kalau pemerintah saat ini ada sinergi antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kota," kata Nurdin Abdullah, usai meninjau langsung RPH moderen tersebut. 

Menurut Nurdin, pembangunan RPH modern ini merupakan salah satu keberhasilan dari kolaborasi pemerintah saat ini, pasalnya mampu merubah peradaban soal kehigenisan daging khususnya di Makassar. 

"Kita tidak bisa sendiri, tapi kita butuh orang lain. 2 tahun lebih saya menjadi Gubernur kita bergerak bersama lewat kolaborasi kita semua, karena semua kita harus jaga sama-sama," jelasnya. 

Nurdin berharap, setelah proses penyerahan pengelolaan dari Pemprov Sulsel ke Pemkot Makassar sama-sama menjaga RPH modern ini. Sebab, ini memang Pemprov yang membangun gedungnya, tapi sama-sama uang milik rakyat. 

"Teman -teman di Pemkot jangan anggap karena gedung ini bukan Pemkot yang bangun, kemudian tidak dijaga dengan baik. Tapi ini bangunan dibangun dari uang rakyat, jadi harus dimanfaatkan dengan baik untuk masyarakat," ungkapnya. 

Selain menggalkkan pembangunan di daerah perkotaan, NA juga sangat peduli dengan pembangunan di daerah kepulauan.

Seperti yang dilakukannya di pulau Samalona, pulau Lanjukang dan pulau Langkai. 

Di ketiga pulau ini, Nurdin Abdullah, membangun instalasi air siap minum (arsinum) secara bertahap, bagi seluruh masyarakat yang tinggal didaerah kepulauan, yang merupakan salah satu kebutuhan dasar.

NA menyadari  kebutuhan air minum dan air bersih adalah kebutuhan dasar masyarakat, termasuk pendidikan dan kesehatan. 

"Tahun ini ada di Samalona, Lanjukang maupun Langkai. Harapan kita kebutuhan dasar masyarat itu bisa kita penuhi. Pendidikan, kesehatan, baru kita benahi infrastruktur untuk mendukung pariwisata,"ungkapnya.

Ia menyebutkan arsinum sejak tahun lalu sudah ada di Barrang Caddi. Dan tahun ini di tiga pulau.

Bandara Arung Palakka di Kab. Bone yang diinisiasi Nurdin Abdyllah untuk dibangun


"Pada tahun 2021 kita akan semakin tingkatkan sebanyak 21 arsinum,"sebutnya.

Arsinum akan dikelola langsung oleh masyarakat pulau sendiri serta dilengkapi dengan dengan berbagai fasilitas.

"Arsinum pulau-pulau juga akan dilengkapi dengan dengan berbagai fasilitas seperti rumah ibadah, toilet. Pemerintah harus hadir di masyarakat," ungkap NA.

Mantan Bupati Bantaeng ini berharap Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bisa menyiapkan air bersih.

"Saya berharap BPPT akan menyiapkan air bersih untuk masyarakat yang kita instalasi ke rumah-rumah. Jika ini kita sentuh, masalah air puluhan tahun sudah selesai,"tambahnya.

"Setelah ini selesai kita akan ke kabupaten Pangkep, karena Sulsel ini terdiri dari 330 pulau,"tutupnya

Sementara itu, Perekayasa Pertama Pusat Teknologi Lingkungan BPPT, Imam Septiadi, mengatakan kualitas dan mutu arsinum ini sama dengan air minum dalam kemasan. 

"Ini sama dengan air minum dalam kemasan, satu jam mesin ini kapasitas produksinya maksimal bisa sampai 144 galon."ungkapnya.

Ia menjelaskan Proses arsinum dimulai dari penyaringan air sumur yang masih asin/payau. Kemudian penyaringan pasir dilakukan untuk menghasilkan air bersih. Air baku ini menuju proses peningkatan menjadi air minum.

"Terjadi proses penyaringan molekul, selain molekul air. Molekul lainnya tidak dapat masuk, termasuk garam, bakteri dan mikroba. Jadi yang keluar benar-benar air. Dari penampungan ini juga ada ultra violet juga. Untuk menghindari kontaminasi, sebelum masuk galon kita ada ultra violet lagi, jadi dua kali sterilisasinya,"tutupnya.

Sedangkan di Toraja Utara, Nurdin Abdullah juga mendukung pengerjaan proyek yang diharapkan bisa membangkitkan kunjungan wisatawa.

Proyek pengembangan dan pembangunan infrastruktur itu menghubungkan Toraja Utara dengan Luwu dan Mamuju Sulawesi Barat.

Pelaksanaan proyek yang diresmikan NA pada rangkaian acara HUT ke-11 Toraja Utara,  meliputi pembukaan jalan dari Rantepao tembus ke perbatasan Luwu. Jalan selebar 14 meter ini akan menghubungkan Rantepao dengan Bandara Buah di Kabupaten Luwu.

Selain itu, ada juga pembukaan ruas jalan sepanjang 69 Km dari Patikala di Rantepao Toraja Utara tembus ke Desa Kalumpang perbatasan Sulawesi Barat. Proyek lain yang diresmikan pekerjaannya adalah ruas jalan dari Rantepao menuju Kecamatan Sa'dan tembus ke Batu Sitanduk.

Pemerintah Sulsel di bawah kepemimpinan NA  juga memberi bantuan anggaran kepada Pemerintah Kabupaten Toraja Utara untuk membiayai pemeliharaan ruas jalan provinsi di Rantepao dan jalan-jalan ke berbagai destinasi wisata di Toraja Utara.

Menurut Nurdin Abdullah, kalau ruas jalan ini akan selesai tahun depan, bersamaan dengan selesainya pembangunan Bandara International Toraja di Buntu Kunik.

Dengan selesainya proyek-proyek tersebut, diharapkan kunjungan wisatawan ke Toraja akan meningkat pesat.

"Saya sangat yakin, kunjungan wisatawan ke Toraja ke depan akan banyak. Apalagi kalau mau ke Toraja Utara bisa lewat Bandara Toraja dan lewat Bandara Buah," pungkasnya.

Karya NA yang lain adalah yang terkait dengan layanan masyarakat berbasis IT. Yakni program  digital smart office di Sulsel.

Dirjen Dukcapil Kemendagri yang juga Ketum Korpri Zudan Arif Fakrulloh sangat mengapresiasi langkah Nurdin Abdullah yang telah mengawali program  digital smart office di Sulsel.

"Mudah-mudahan bisa ditularkan ke provinsi dan kabupaten kota lain. Saya dengan tulus mengapresiasi semangat digitalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulsel. Inilah yang akan menjawab apa yang diminta oleh Bapak Presiden. Pak Presiden Jokowi meminta dalam bahasa gaulnya itu "Dilan" atau Digital melayani," kata Prof. Zudan.

Sulsel dengan smart office dinilai Dirjen Dukcapil ini sudah melangkah bagus sekali. "Sehingga kalau ada ASN lain ingin melihat praktek pemerintahan berbasis elektronik, jadi mudah bagi saya sebagai Ketum Korpri mengatakan 'Belajarlah ke Provinsi Sulsel'. Sebab Sulsel menjadi benchmarknya," kata Zudan. 

Begitulah. Sangat banyak karya yang ditorehkan NA bagi masyarakat Sulsel. Sayangnya, kiprahnya untuk membangun Sulsel itu terhenti pada 28 Februari 2021

Pada Sabtu, 27 Februari 2021, Nurdin Abdullah ditangkap KPK terkait dugaan suap proyek. Keesokan harinya, Minggu, 28 Februari 2021, KPK menetapkan Nurdin Abdullah sebagai tersangka. Pada hari yang sama, Kementerian Dalam Negeri menunjuk Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman sebagai Plt. Gubernur Sulawesi Selatan.

Warga Sulsel banyak yang berharap, agar NA bisa segera bebas dari jerat hukum, dan kembali berkiprah serta membangun Sulsel.

1 Komentar

  1. mentersangkakan NA dgn status OTT mnrt saya terkesan terlalu dipaksakan , indikasinya terlihat dari perpanjangan masa tahanan, pdhal status ott idealnya 2 alat bukti semestinya sdh ada. Skrg baru sibuk mencari bukti. Kalau mau melihat betapa besarnya dukungan masy Sulsel terhdp beliau lepaskan beliau

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama