Oleh : W. Masykar
Kata Bupati Lamongan, mulai tahun ini akan rutin keliling OPD untuk memimpin apel. Ingin semua pejabat dan jajaran stafnya mengerti isi RPJMD Tahun 2021-2026.
Program prioritas dan target yang telah ditetapkan. Bupati Lantas, menjelaskan makna visi RPJMD Tahun 2021-2026 “Terwujudnya Kejayaan Lamongan Yang Berkeadilan”.
Makna Kejayaan Lamongan yakni kondisi Lamongan sebagai kabupaten unggul dan maju, sejahtera, lahir dan batin, terdepan dalam pembangunan infrastruktur, ekonomi dan sumber daya manusianya. Berkeadilan adalah semakin meratanya pelaksanaan pembangunan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat juga semakin menurun kondisi ketimpangan antar wilayah.
Oleh karena itu, Bupati menghimbau agar seluruh pejabat dan staf mengetahui apa tugasnya yang sudah tertuang dalam perjanjian kinerja yang sudah ditandatangani di awal tahun.
Apa yang disampaikan Bupati Lamongan ini penting, meskipun bukan luar biasa. Karena itu semua masuk dalam visi misi pasangan Bupati wakil bupati yang populer disapa Yesbro ini. Kita hanya menanti implementasi dan kerja konkret sehingga bisa dirasakan semua lapis masyarakat kota Soto ini.
Motto mewujudkan Kejayaan Lamongan yang berkeadilan bukanlah membalik telapak tangan.
Tak sekadar butuh kerja keras, juga kerja cerdas. Apalagi, sisa masa periode pasangan bupati ini, sekitar 33 bulan. Sementara, sampai saat ini, masih banyak janji janji kampanye yang belum sepenuhnya tercapai. Program Jalan Mulus Lamongan (Jamula) misalnya, sampai 2021 baru berhasil di tiga titik lokasi.
Akan menjadi problem besar lagi, kalau bupati salah menempatkan pegawainya duduk di posisi jabatan tertentu dan strategis. Pada pelantikan pejabat yang dilakukan pada 3 Januari kemarin misalnya, banyak bermuatan like and dislike, dan bukan karena kompetensi yang menjadi acuan. Baik di jajaran eselon II, dan apalagi di eselon dibawahnya.
Nggak bisa dibayangkan, pegawai yang puluhan tahun bekerja di bidang pendidikan, tiba tiba harus di pindah di bidang baru yang notabene harus memulai dari awal lagi.
Demikian juga di dinas teknis, kalau diisi pejabat yang sama sekali tidak memiliki kapabilitas di bidang teknis, termasuk manajerial dalam mengelola sebuah organisasi yang namanya OPD, jangan diharap langkah yang dilakukan akan bisa memenuhi harapan visi misi bupati yang begitu sangat luar biasa.
Sisa waktu yang kurang dari 3 tahun, belum lagi pada Februari 2024 ada perhelatan nasional, pileg dan pilpres. Sementara, memasuki periode kedua bupati Yuhronur Efendi, juga butuh persiapan.
Itu artinya, waktu normal untuk fokus, hanya sekitar satu tahun. Pada 2022 inilah, sesungguhnya menjadi tantangan besar bagi pasangan Yesbro untuk konsentrasi mewujudkan harapan sesuai visi misi disaat kampanye kemarin.
Pergeseran dan pengangkatan pejabat yang tidak mengedepankan kapabilitas dan kompetensi sulit mewujudkan meritsistem di birokrasi. Sebab, kalau meritsistem sudah berjalan, semua pejabat memiliki kompetensi dan kapabilitas sesuai bidang garapnya, tanpa keliling OPD semua akan berjalan efektif dan efesien.
Pengawasan dan pembinaan tidak mesti harus secara luring. Bupati harus memanfaatkan sisa waktu periodesasinya ini secara tepat sehingga langkah menuju periode kedua akan sedikit lebih ringan jika dibandingkan pada periode pertama kemarin.
Sebaliknya, kalau pemkab Lamongan, dianggap jalan ditempat, dan apalagi terninabobokan dengan banyaknya penghargaan sehingga seolah olah sudah berjalan baik, padahal tidak, maka langkah menuju periode kedua agak dan bahkan sangat berat. Apalagi, disinyalir banyak tokoh potensial yang konon kabarnya akan maju dalam kontestasi pilkada serentak untuk menuju Lamongan satu. (**)