
Prof. Zainuddin Maliki menerima kenangan dari panitia Konferwil PII Jatim ke XXXIV
Lumajang, wartamerdeka.info, - Saat ini yang memperoleh perhatian tersendiri dalam pemerintah bukan lagi infrastruktur tetapi masyarakat desa. Presiden Prabowo menggeser prioritas pembangunan dari pembangunan infrastruktur ke pembangunan masyarakat desa.
Hal tersebut disampaikan Penasehat Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Prof. Zainuddin Maliki di depan peserta Konferensi Wilayah PII Jawa Timur di pendopo Kabupaten Lumajang Sabtu (10/5/25).
Pembukaan konferensi wilayah dihadiri Bupati Lumajang, Ir. Indah Amperawati, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Timur, Ir. Joko Irianto, kegiatan Konwil juga dihadiri peserta se Jawa Timur, Zainuddin Maliki menegaskan bahwa asta cita keenam Presiden Prabowo ingin membangun dari desa dan membangun dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
"Berbeda dengan sebelumnya, Menteri Desa sekarang menjadi pihak yang harus bertanggung jawab pertama berhasil tidaknya asta cita ke enam Presiden Prabowo. Menteri sebelumnya tidak menanggung beban langsung mensukseskan prioritas Presiden." tegas Zainuddin Maliki.Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dari 2014-2024, lanjut mantan anggota DPR RI itu, pembangunan infrastruktur seperti jalan Tol, pelabuhan dan bandara menjadi prioritas utama. Jalan tol pada masa Jokowi mengalami percepatan signifikan. Dalam kurun waktu tersebut, total panjang jalan tol yang berhasil dibangun pemerintahan Jokowi mencapai sekitar 2.433 kilometer. Angka tersebut meningkat drastis dibandingkan total 780 kilometer yang dibangun selama 40 tahun sebelumnya sejak 1978.
Upaya mewujudkan asta cita keenamnya Presiden Prabowo mengeluarkan Inpres No. 9 tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Presiden meminta bulan Juni 2025 sudah harus terbentuk 80.000 Kopdes Merah Putih dan bulan September nanti sudah harus beroperasi.
"Legacy yang ingin dibangun bukan lagi infrastruktur melainkan menjadikan desa sebagai pengganti destinasi investasi," ungkap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
Prof. Zainuddin menyebut Deng Xiao Ping mereformasi China melalui kebijakan pro petani di pedesaan. Transformasi China itu dituangkan dalam Repelita tahun ke 11 periode 2006-2010. Pemerintah meningkatkan alokasi dana pembangunan guna menggairahkan produksi petani, meningkatkan pendapatan petani serta memperbaiki sarana dan layanan publik.
Pemerintah juga membebaskan pajak pedesaan yang estimasi angkanya mencapai 75 hingga 100 milyar dolar. Dengan kebijakan pro pertanian itu pedesaan kemudian berkembang dan menjadi pilar pertumbuhan China.
"Hingga sekarang China menjadi negara kuat dan berada di halaman depan Asia Baru, satu-satunya negara yang belakangan berani menantang perang tarif dengan Donald Trump," ungkap guru besar ilmu-ilmu sosial itu.Menurut Prof. Zainuddin Maliki, yang juga Ketua KB PII Jawa Timur ini, Jika akuntabilitas program, legal, prosedural dan keuangan dapat dipertanggungjawabkan arus investasi ke desa melalui Kopdes Merah Putih ini bisa melahirkan gelombang perubahan signifikan di ribuan desa yang bisa menjadi titik balik menjadikan Indonesia berada di halaman depan Asia Baru. (wm)