Petani Gagal Panen Kecewa, Pemkab Bekasi Tak Respon Keluhannya

BEKASI-Para petani di Kabupaten Bekasi yang mengalami gagal panen akibat tanaman padinya diserang hama tikus merasa kecewa, karena Pemerintah Kabupaten Bekasi ternyata tidak merespon dengan baik keluhan dan penderitaan mereka. Padahal derita para petani yang gagal panen ini telah banyak dimuat di sejumlah media massa, juga disuarakan oleh sejumlah LSM. Terkesan pihak pemerintah hanya diam dan membiarkan petani mengalami kelaparan. Pemerintah juga dinilai tidak tamggap memberikan penyuluhan tentang upaya membasmi hama yang menyerang tanaman padi ribuan hektare tersebut.

Menurut sejumlah tokoh petani, Senin siang (20 September 2010), dengan terjadinya serangan hama tikus dan wereng coklat menimpa para petani padi hingga ribuan hectare, dalam waktu dekat, Rabu (22/9) para kelompok tani dan nelayan andalan (KTNA) akan menghadap Kepala Dinas Pertanian H Bambang Sulaksana dan jika perlu kepada Bupati Bekasi, H Sa’duddin guna meminta pertanggung jawaban sesuai janjinya waktu ingin mencalonkan diri sebagai bupati.

M Alim Ketua Kelompok Tani Desa Karang Sambung, Kec Kedungwaringin serta Ketua Kelompok Tani Andalan Kec Sukakarya, Mad Kasan yang masing-masing menyampaikan keluhan kegagalan membasmi hama dan solusi amergecy cara penanganannya semestinya pihak Pemkab Bekasi harus cepat tanggap, apalagi telah ditengarai dengan gagalnya panen padi para petani bahkan ada petani Sanin (50) meninggal akibat kaget melihat tanaman padi yang hampir panen ludes diserang hama tikus dan wereng coklat.

“Masa kejadian sudah begitu heboh pihak pemerintah santai-santai saja, terkesan masa bodoh,” ujar tokoh petani Cikarang Barat yang sudah malang melintang di ilmu pertanian dengan kesal.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Drs. Bambang Sulaksana ketika dikonfirmasi, Senin (20/9) di ruang kerjanya membenarkan kalau serangan hama wereng coklat dan tikus mencapai ribuan hektare, di antaranya sekitar 654 hektare rusak ringan, 1485 hektare rusak sedang, 769 hektare rusak berat dan sekitar 535 hektare fuso atau gagal panen.

“Jadi bukan puso atau gagal panen, karena masih ada yang panen Cuma kalau biasanya panen per hektare enam ton kini hanya mendapatkan enam kwintal,” ujarnya dengan santai sambil berucap kalau gagal panen kan tidak diwajibkan bayar pajak.

Lebih lanjut dikatakan, akibat banyaknya kejadian penyerangan hama wereng maupun tikus, kini piha Dinas Pertanian membuka Posko pengendalian hama wereng dan tikus di balai benih Desa Kertamukti, Kecamatan Cibitung dari bulan mei 2010 guna merespon pengaduan warga melalui SMS maupun langsung dan petugas akan melayani hingga larut malam. “Yang penting ada laporan tersebut dapat dipertanggung jawabkan pihaknya akan menyipkan abat pembasminya,” terangnya.

Bambang juga menjelaskan kalau luas lahan teknis pertanian di Kab Bekasi mencapai kurang lebih 44.000 Ha sudah sepantasnya tiap-tiap kecamatan ada Unit Pelaksana Teknis (UPT)agar lebih efektf. Dia juga berharap agar di Posko disiapkan kendaraan patroli yang dilengkapi peralatan pembasmi hama dan obat-obatan sehingga ketika ada kejadian penyerangan hama petugas sudah siap tempur. YOTO

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama