Biadab! KKSB Pimpinan Egianus Sekap Dan Perkosa Korban di Mapenduma

KKSB pimpinan Egianus Kogeya 

JAYAPURA  (wartamerdeka.info)   - Aksi Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogeya dikabarkan telah melakukan perbuatan kriminal di luar batas kemanusiaan.  Selain menyekap sejumlah warga,  gerombolan kriminal bersenjata ini ternyata juga tega memperkosa korbannya yang sudah tidak berdaya. 

Hal ini dibenarkan oleh Kapendam XVII/Cend Kolonel Inf Muhammad Aidi saat dikonfirmasi oleh Media,  hari ini.  

"Sesuai dengan laporan yang kami terima dari jajaran bahwa betul telah terjadi penyekapan terhadap para guru dan tenaga medis yang bertugas di Mapenduma oleh KKSB pimpinan Egianus Kogeya sejak tanggal 3 Oktober hingga 17 Oktober 2018, " kata Kapendam Kolonel M Aidi. 

Menurutnya,  salah seorang korban berinisial MT memberikan keterangan kepada pihaknya terkait kejadian penyekapan dan pemerkosaan terhadap Tenaga Guru dan Tenaga Kesehatan di distrik Mapenduma Kabupaten Nduga, Papua.

"Saudari  MT menjelaskan bahwa mereka adalah rombongan pertama yang masuk ke Distrik Mapenduma pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2018 bersama-sama dengan 3 rekan lainya antara lain : EL ( guru SD ) suku Flores, LY( guru SMP ) suku Toraja dan FN (guru SMP) suku Paniai. Mereka ditugaskan oleh Dinas Pendidikan Kab. Nduga untuk memberikan pelayanan pendidikan di Distrik Mapenduma, " tambah Kolonel M Aidi. 

Pada saat mereka tiba di Bandara Mapenduma  MT bersama 3 rekanya disambut dan dikepung oleh gerombolan  dengan senjata api berbagai jenis. Setelah pesawat jenis Caravan yang ditumpangi  MT dan rekan-rekanya meninggalkan Bandara Mapenduma, Pimpinan dari KKSB mengambil alih pasukan. Mereka mengumpulkan dan melakukan pemeriksaan dan penggeledahan  terhadap MT dkk. Mereka menyita HP dan KTP. 

"Kami tidak tahu persis berapa jumlah mereka tapi kami perkirakan diatas 20 orang, " ujar Aidi mengutip  MT. 

Setelah dikumpulkan dan dilakukan pemeriksaan  MT bersama rekanya diarahkan oleh Kepala Sekolah untuk tinggal di perumahan guru.  MT menempati sebuah rumah bersama 2 orang temannya. Pimpinan KKSB menyampaikan bahwa tenaga guru dan tenaga kesehatan tidak boleh keluar rumah  sebelum acara KKSB di distrik Mapenduma selesai. Tidak diketahui acara apa yang dimaksud.

"Saudari MT  menyampaikan bahwa Sekitar 1 minggu (lupa hari dan tanggalnya) semenjak mereka disekap,  suatu malam sekitar pukul 00.30 wit telah datang ke tempat tinggal saudari MT  anggota KKSB sebanyak 7 orang yang tidak dikenal dengan cara mencongkel jendela belakang rumah dan masuk kedalam rumah yang ditempati  MT dan 2 orang temannya, " ungkap Aidi.

Anggota KKSB berjumlah 7 orang masuk ke rumah, mereka langsung memadamkan listrik rumah dan pada saat itu dalam kondisi hujan deras, saudari MT dan teman-temannya  sudah berupaya berteriak dan meminta pertolongan karena merasa takut, namun tidak ada yang mendengar. 

"Kami diancam dengan todongan senjata dan diperkosa secara bergilir oleh 5 orang dari 7 anggota KKSB tersebutt " tutur MT seperti dikutip Kapendam. 

Sekitar Pukul 03.30 wit Anggota KKSB baru meninggalkan rumah. Pada pagi harinya MT melaporkan kepada kepala sekolah apa yang telah dialami semalam bersama temanya di rumah guru tempat mereka disekap.

Setelah kejadian tersebut para guru dan tenaga kesehatan dikumpulkan dan diungsikan ke perumahan puskesmas distrik Mapenduma. Dimana ditempat tersebut sudah ada yang lain dengan rincian Guru SMP sejumlah 6 orang, Guru SD sejumlah 3 orang, dan Tenaga Kesehatan perempuan sejumlah 4 orang sedangkan Saya bertiga dengan teman. Jadi jumlah seluruhnya 16 orang. 

Setelah berselang 1 minggu tepatnya pada hari Kamis tanggal 18 Oktober para tenaga guru dan tenaga kesehatan dipulangkan menuju Wamena dengan dikawal oleh KKSB lengkap dengan senjatanya sampai ke Bandara Mapenduma.

Sebelum mereka naik pesawat pimpinan KKSB mengancam akan membunuh semua tenaga guru dan tenaga kesehatan apabila ada yang melapor ke pihak Aparat Keamanan.

"Sesusai dengan data yang kami himpun, pelaku penyekapan adalah KKSB Pimpinan Egianus Kogeya, yang bersangkutan masih ada hubungan keluarga dengan almahrum Kelly Kwalik pelaku penyanderaan terhadap tim Lorentz tahun 1995/1996 di Mapenduma, " Aidi menuturkan.

Kelompok Egianus Kageya juga adalah pelaku penembakan pesawat dan pembantaian terhadap masyarakat sipil termasuk anak kecil di Nduga beberapa waktu yang lalu.

Ditanya tentang langkah-langkah yang dilakukan aparat keamanan menyikapi kasus ini, Aidi menjelaskan bahwa aparat keamanan pasti akan melakukan tindakan, namun mekanismenya tidak perlu disampaikan ke publik. 

"Kan Pangdam dan Kapolda sudah membentuk Satgas Penegakkan Hukum (Satgas Gakkum). Hal ini demi menjamin kepastian dan kewibawaan hukum di wilayah kedaulatan NKRI, " ujar Aidi menjelaskan.

"Ini adalah tindakan keji dan biadab yang tidak berprikemanusiaan. Mereka (Korban) adalah pekerja sosial, mereka rela meninggalkan kampung halaman dan keluarga demi untuk mensejahterahkan dan memajukan masyarakat pedalaman Papua. Tapi mereka justru mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi," tambah  Aidi menyesalkan. (R) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama