Selama Pandemi Covid-19, Pemerintah Buktikan Sistem Ekonomi Pancasila Berpihak pada UMKM

Foto: Dr. Ir. Mangasi Panjaitan, ME dalam Webinar UMKM Sebagai Motor Pertumbuhan Perekonomian Indonesia, Universitas Trilogi (25/09/2021)

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Saat ekonomi Indonesia terpuruk, terutama selama Pandemi Covid-19 dua tahun terakhir, Pemerintah justru membuktikan bahwa Sistem Ekonomi Pancasila berpihak pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Demikian pendapat Pemerhati Ekonomi Pancasila, Dr. Ir. Mangasi Panjaitan, ME dari Universitas Trilogi, Jakarta, menjawab pertanyaan media di Jakarta, Jum’at (01/10/2021) tentang masih adanya pendapat beberapa pengamat ekonomi lainnya yang mengatakan, perekonomian dikuasai kapitalisme.

“Saya kira, justru saat ekonomi Indonesia terpuruk, terutama di masa Pandemi Covid-19 dua tahun terakhir, Pemerintah hadir sebagai penyelamat perekonomian. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa Sistem Ekonomi Pancasila itu berjalan secara faktual. Dan fokus Pemerintah adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan membuat berbagai kebijakan yang memberi stimulus berupa subsidi dan kemudahan-kemudahan lainnya,” ujarnya Jum’at (01/10/2021) di Jakarta, menjawab pertanyaan media, sekaligus menjawab poin pertanyaan bagaimana eksistensi Ekonomi Pancasila seiring peringatan hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2021.  

Dr. Mangasi Panjaitan mengatakan, peran Pemerintah sangat dominan selama pandemi, sebagaimana juga yang berlangsung di berbagai Negara lainnya.

“Yang mau saya katakan, peran Pemerintah memang menjadi dominan dalam perekonomian selama pandemi. Di semua sektor, berbagai kelompok usaha masyarakat berharap banyak pada Pemerintah. Dalam situasi darurat seperti ini, dimanapun Pemerintahlah harapan terakhir seluruh masyarakat. Hal ini tidak saja berlaku di Indonesia, tetapi negara lainpun begitu demikian, seperti di Jerman, New Zealand, Australia, dan Negara-negara lainnya,” ungkapnya. 

Dikatakan Ketua Program Studi (Kaprodi) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Trilogi ini, Pemerintah telah melaksanakan perannya sebagai ‘last resort’ pengaman, ketika sektor swasta terpuruk karena pandemi.

“Pemerintah telah melaksanakan perannya sebagai ‘last resort’ pengaman perekonomian, ketika sektor swasta terpuruk karena pandemi. Pemerintah dalam situasi ini, suka tidak suka, mau tidak mau, harus tampil untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia. Dan Pemerintah sudah terbukti melakukan itu,” tandasnya. 

Dilanjutkan Mangasi Panjaitan, seperti ketika krisis moneter 1998, UMKM menjadi penyelamat ekonomi Indonesia, yang mampu bertahan dan bertumbuh positip. 

“Sekali lagi, seperti ketika krisis moneter 1998, UMKM menjadi penyelamat ekonomi Indonesia. Secara umum UMKM yang mampu bertahan dan bertumbuh positip. UMKM, menjadi penyelamat ekonomi Indonesia. Sektor pertanian tumbuh positif dan tertinggi dibanding sektor lainnya. Oleh sebab itulah Pemerintah memberikan perhatian lebih kepada pelaku UMKM. Saya kira Pemerintah sudah dan masih melakukan itu selama pademi ini,” bebernya. 

Terkait seluruh pihak puas atau tidak, menurut Alumni PPSA Lemhannas angkatan XXII ini, itu hal biasa, sebab Pemerintah tidak bisa memuaskan seluruh pihak. 

“Soal ada yang  tidak puas, itu hal biasa. Sebab tidak ada Pemerintah dimanapun yang bisa memuaskan semua pihak. Sepanjang tingkat kepercayaan masyarakat cukup tinggi, itu pertanda baik. Sekali lagi, selama pandemi peran Pemerintah atau Negara, sangat nampak dominan dalam perekononian Indonesia. Semoga kita segera berhasil menaklukkan Covid-19 ini,” tekannya. 

Akademisi yang sebelumnya sebagai Peneliti di perusahaan Konsultan ini memang tidak menafikan, bahwa peran kapitalisme tetap ada selama pandemi, namun banyak yang tumbang. 

“Kita tentu tidak menafikan, jika kapitalisme itu masih ada. Akan tetapi banyak perusahaan besar yang tumbang dan tidak dapat bertahan, akibat pukulan berat situasi pandemi. Banyak perusahaan besar yang sangat berkurang kepampuannya. Secara makro, dampak pandemi Covid-19 mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat minus 2,07% di tahun 2020,” pungkasnya. 

Dari penelusuran media diketahui, Pengamat Kebijakan Publik Harryadin Mahardika dalam sebuah diskusi Iluni UI menilai, pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen pada kuartal II 2021 hanya dirasakan oleh masyarakat kelas menengah atas. Menurutnya, ‘spill over’ dari pertumbuhan ini lebih ke kelas menengah ke atas, sektor keuangan jadi menikmati imbas dari pertumbuhan, juga sektor lain yang terkait.

Adapun Pakar Ekonomi Syariah, Dr. Arim Nasim, S.E., M.Si., AK dalam sebuah diskusi online menilai, selama ekonomi kapitalis yang diterapkan maka nilai rapor ekonomi selamanya merah. Karena sistem ekonomi kapitalis tidak pernah berpihak untuk kepentingan rakyat.

Menurutnya, penguasa saat ini memanfaatkan kondisi pandemi dengan kebijakannya yang semakin kapitalis dan melabrak ketentuan-ketentuan kapitalis. “Indonesia lebih kapitalis dibandingkan dengan negara kapitalis. Bukti-bukti menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah di tengah situasi pandemi ini justru lebih kapitalis dibandingkan dengan negara kapitalis,” ujarnya (29/12/2020).

Sementara itu diketahui, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatatkan realisasi penyaluran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk UMKM mencapai Rp 44,12 triliun. Selain itu, bantuan modal sebesar Rp 2,4 juta per pelaku usaha juga telah disalurkan kepada kepada 742.422 pelaku UMKM dengan target penerima bantuan sebanyak 12 juta unit usaha (18/08/2020).

Sedangkan Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki (24/03/2021) mengatakan Rp161,2 triliun Anggaran PEN 2021, khusus dialokasikan untuk UMKM. Dari total anggaran pemulihan ekonomi nasional 2021 sebanyak 21 persen atau Rp161,2 triliun dialokasikan untuk dukungan UMKM, yang dimaksudkan untuk meredam dampak pandemi masyarakat.

Di Hari UMKM Nasional 2021 itu, Teten menyebut pelaku UMKM sebagai pejuang ekonomi. Selain itu, para UMKM mencapai 99 persen dari populasi usaha di Indonesia. Teten juga mengapresiasi kepada para UMKM hingga para pejuang ekonomi kebanggaan Indonesia yang selalu berinovasi dan optimistis. (DANS)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama