Seminggu Tidak Diangkut, Sampah Menggunung di Pusat Kota, Masyarakat Pangkalan Brandan Resah

Tokoh Masyarakat dan Anggota Dewan Kritisi Kinerja Dinas LH

PANGKALAN BRANDAN (wartamerdeka.info) - Akibat tidak diangkutnya sampah masyarakat di Kecamatan Babalan Pangkalan Brandan  selama satu minggu oleh petugas Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Langkat mengakibatkan sejumlah  TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang ada di Kota Pangkalan Brandan dipenuhi tumpukan sampah yang berserakan dengan aroma yang sangat menyengat.

Kondisi inipun menimbulkan ketidak nyaman masyarakatnya terutama warga yang tinggal berdekatan dengan TPS juga bagi warga yang melintas ke wilayah tersebut. Seperti yang dialami warga jalan Wahidin yang kebetulan lokasi TPS nya berada tepat dikawasan Pajak Ikan ( pasar ikan ).

Bahkan tumpukan sampah tersebut sudah memenuhi sebagian badan jalan sehingga mengganggu pengguna jalan yang melintas.  

Menurut Erikson Tampubolon, Ketua Asosiasi Pedagang  Ikan (Pasar Ikan) Pangkalan Brandan bahwa tumpukan sampah yang ada ini sangat mengganggu para pedagang menjalankan aktifitas usahanya dan meminta Pemerintah Daerah turun tangan untuk mengatasi permasalahan sampah ini.

"Terus terang,  kami pedagang ikan di pajak(pasar) ini sangat merasakan dampak dari tumpukan sampah itu. Untuk itu kami mohon Pihak Pengelola yaitu Dinas LH  untuk segera mengatasinya dengan mengangkat sampah yang menumpuk ini, bagaimanapun kami tiap hari bayar retribusi sampah ke Pemerintah Daerah Langkat," tegasnya.

Sementara itu salah seorang tokoh masyarakat Pangkalan Brandan Adhan Nur mengungkapkan rasa kecewa terhadap kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupeten Langkat sebagai dinas yang bertanggung jawab terhadap masalah  dalam mengelola sampah milik masyarakat tersebut.

"Sudah seminggu tumpukan sampah dibiarkan teronggok, dan tidak ada tindakan apapun dari Dinas untuk mengatasi nya. Apalagi saat ini masih dalam kondisi pandemi covid 19 yang membutuhkan lingkungan bersih dan sehat," tegas tokoh yang juga menjabat Ketua DPW PNTI (Perhimpunan Nelayan Tradisional Indonesia) Sumatera Utara.

Lebih lanjut Adnan Nur mengatakan seharusnya Pemerintah Daerah Langkat menata dan merawat Brandan dengan serius, baik infrastuktur maupun pengelolaan sampahnya mengingat Kota Brandan punya sejarah tersendiri sebagai kota penghasil minyak pertama di Indonesia.

"Makanya nama Pangkalan Brandan lebih dikenal orang luar dari pada Langkat," pungkas Presidium KPP KTA (Komite Percepatan Pembentukan Kabupaten Teluk Aru).

Menanggapi permasalahan sampah yang sering terjadi dan berulang dikawasan pasar ikan Brandan, Hal senada juga disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Langkat Safii  bahwa untuk menyelesaikan permasalahan  ini harus dicari akar persoalannya. Menurut Safii perlu adanya penataan ulang terhadap kawasan perdagangan  di daerah tersebut karena sudah tidak sesuai kondisi yang dibutuhkan saat ini. " Itu bisa dilakukan kalau semua pihak yang ada di kawasan perdagangan itu bersatu untuk kepentingan bersama."Ujar Politisi dari Partai Perindo. 

Terkait masalah penumpukan sampah yang meresahkan masyarakat tersebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Langkat  saat dikonfirmasi lewat media WhatsAp belum memberi jawaban. (Hanafi )

1 Komentar

  1. Waach pangkalan brandan emang terkenal dr dulu2nya ....kl dulu dikenal dgn kota minyak tp sekarang terkenal dgn kota sampah n pajak (pasar) nya paling jorok n paling semrawut se SUMUT atau jgn2 se Indonesia x yaaa....sementara RESTRITUSI dr pedagang dipungut setiap hari ...uang pungutan RESTRITUSI nya tdk tau utk apa....ha ha ha Kab Langkat....mhn kpd petinggi2 pemangku jabatan tinjaulah daerah p.brandan ini yg dulu2nya punya sejarah jg utk NKRI ini....

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama