JEPARA (wartamerdeka.info) – Prosesi kirab peringatan Hari Jadi Jepara ke-47, pada Sabtu (9/4/2022), berlangsung meriah.
Acara kirab ini dipimpin oleh Bupati Jepara Dian Kristiandi dengan menunggangi kuda, dari pendapa RA. Kartini ke Makam Mantingan, Sabtu (9/4/2022).
Orang nomor satu di Jepara itu berada di baris kedua persis di belakang tokoh Ratu Kalinyamat.
Sepanjang perjalanan dari Pendapa ke Mantingan, bupati tidak lupa melambaikan tangan dan menyapa masyarakat yang sudah menunggu lama, ingin menyaksikan barisan prajurit kirab yang membawa luwur ke Mantingan.
Meskipun di bawah terik matahari bulan Ramadan, antusiasme masyarakat untuk menyaksikan kirab memang tinggi lantaran dua tahun terakhir perayaan Hari Jadi digelar sangat sederhana. Bupati dan OPD hanya melaksanakan ziarah ke makam-makam leluhur dan buka luwur dilaksanakan secara tertutup.
Sebelum melakukan perjalanan ke Makam Ratu Kalinyamat di Mantingan, di halaman Pendapa Jepara dipentaskan tari-tarian dan teatrikal pasukan Ratu Kalinyamat.
Iring-iringan kirab ini dimulai dari barisan drum band yang disusul pasukan panah dan pedang yang mengenakan pakaian warna merah dan hijau.
Kemudian pemeran Ratu Kalinyamat dan Bupati Jepara Dian Kristiandi menungang kuda berada di belakangnya.
Lalu disusul barisan kereta kuda oleh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Kepala Daerah (Forkopinda) Jepara dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Bupati Jepara Dian Kristiandi mengatakan, Hari Jadi Jepara erat kaitanya dengan Ratu Kalinyamat sebagai penguasa Jepara.
Hari jadi Jepara tanggal 10 April, ungkapnya, berkaitan erat dengan penobatan Ratu Kalinyamat sebagai pemimpin Jepara pada 10 April 1549 yang ditandai dengan Candra Sengkala Trus Karya tataning Bumi yang berarti terus bekerja keras membangun daerah.
“Mari kita bersama-sama bergotong-royong dan bersinergi mewujudkan dan membulatkan tekad untuk membangun Jepara agar lebih maju,” kata Andi.
Dengan adanya perbedaan serta keberagaman yang ada, menjadi kekuatan tersendiri dalam proses menciptakan pembangunan. “Budaya kita berbeda, agama berbeda, suku juga bebeda. Inilah yang harus kita satukan,” kata Andi.
Sampai di Masjid Mantingan, dilanjutkan penyerahan luwur dari Bupati Jepara kepada Camat Tahunan Nuril Abdillah dan Petinggi Desa Mantingan, untuk dilakukan pergantian luwur. Rangkaian buka luwur ini, ditutup dengan penyerahan santunan untuk anak yatim.
(Hani ALMI)