Berkembangnya sebuah desa tak luput dari peran kepala desa yang proaktif dan tanpa lelah untuk terus berupaya agar desanya maju. Dari pengamatan wartamerdeka.info baru-baru ini di salah satu desa, sebut saja Desa Madiredo, nampak sedang terjadi proses pembangunan meningkatkan perekonomian melalui sektor perkebunan.
Desa yang letaknya di lereng Gunung Argo Wayang itu, memiliki lahan perkebunan seluas sekitar 10.000 hektar. Udaranya yang sejuk, terdapat hamparan tanaman produktif di desa tersebut, seperti perkebunan jeruk, apel dan juga sayur-sayuranan sawi, cabe, kol, kentang dan lainnya.
Ada lima dusun di Desa Madiredo, Dusun Bengkaras, Leboh,
Soboh, Delik dan Dusun Sumbet Mulya. Penduduknya yang sekitaran 10.000 jiwa itu,
di pimpin Kepala Desa, Mahfud, yang telah menjabat selama dua periode dan
berakhir tahun 2025 mendatang.
Mahfud dikenal sangat familiar (kekeluargaan) dan akrab dengan warganya. Dia telah berhasil menciptakan tempat wisata "Telaga Madiredo, Pengolahan Sampah dan bahkan menjadi desa yang bersih, sehingga diresmikanlah Telaga Madiredo sebagai tempat wisata.
Prestasi yang telah diukir Mahfud, nampaknya masih terus berlanjut. Dirinya menyatakan, sebelum desa yang dipimpinnya maju pesat, akan selalu berupaya untuk meningkatkan perekonomian Madirejo yang penduduknya didominasi kaum petani itu.
Tekad Mahfud dibuktikan dengan mendatangkan seorang ahli di
bidang kesuburan tanah, Alumni Universitas Brawijaya, Vikry Anggun Nurramadan. Hal
ini untuk menjawab semua pertanyaan warga atas keluh kesahnya tentang hasil
panen yg kurang memuaskan.
Vikry Anggun Nurramadan, yang biasa di panggil akrab Mas
Vikry, Alumni UniBraw Malang tahun 1998 dari Fakultas Tehnik Elektro itu, sudah
cukup lama melakukan penelitian tentang kesuburan tanah pertanian.
Mas Vikry merasa lega dengan hasil tesisnya, karena dirinya bertekad
untuk menyumbangkan ilmunya di bidang pertanian kepada para petani di wilayah
Indonesia, waulupun dirinya ahli di bidang tehnik dan elektro.
“Saya terima kasih banyak kepada Mas Risky, yang baru kali
ini ada seorang ahli kesuburan tanah memberikan penyuluhan dan praktek langsung
di lapangan. Ini yang saya harapkan untuk dapat menjawab pertanyaan warga,”
ujar Mahfud, sang Kepala Desa Madiredo.
Sementara itu, Mas Vikry menyatakan akan menitipkan alat
deteksi kesuburan tanah untuk digunakan warga agar dapat menguji tanah
perkebunan secara langsung. “Saya titip alat deteksi kesuburan tanah ini di kantor
desa,” tutur Mas Vikry, yang ketika itu menjelaskan keilmuannya secara gambang
di lapangan.
Tak pelak, warga pun merasa senang dengan sikap kadesnya yang
mendukung pertanian di Desa Madiredo, yang memang keduanya, baik Kades dan Mas
Vikry berniat merealisasikan program pemerintah, Penciptaan Petani Unggul
Indonesia. (Achmad Bahrudin).