LAMONGAN (wartamerdeka.info) - Perdebatan mengenai calon wakil presiden saat ini, dinilai lebih menarik perhatian dibanding siapa calon presiden itu sendiri. Untuk mendapatkan pemimpin yang baik diharapkan masyarakat lebih memilih Calon Presiden didampingi calon wakil presiden yang bermodal sosial kuat berupa kepercayaan yang tinggi dari masyarakat.
"Modal sosial, seperti dikatakan Fukuyama adalah syarat untuk bisa menjadikan sebuah negara menjadi negara berkemajuan," ungkap Prof. Zainuddin Maliki, anggota DPR RI dari Fraksi PAN di depan peserta sosialisasi empat pilar kehidupan kebangsaan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Brondong, Lamongan, Sabtu (15/7/23).
Oleh karena itu, lanjut anggota DPR RI dari Dapil Lamongan-Greisk ini, diharapkan masyarakat tidak hanya mengedepankan calon wakil presiden karena punya modal finansial kuat. "Pastikan yang kita pilih justru yang modal sosialnya kuat," tegasnya.
Desak PAN Serius Usulkan Muhadjir
Dalam penjelaskannya, Zainuddin Maliki mendesak agar DPP Partai Amanat Nasional (PAN) lebih bersungguh-sungguh mengawal Prof. Muhadjir Effendi, Menko PMK sebagai calon wakil presiden pada pemilu 2024.
"Prof Muhadjir adalah sosok Menteri yang memiliki modal sosial yang kuat," tegas anggota legislatif asal Dapil Jatim X.Gresik-Lamongan ini.
Seperti yang dikatakan oleh Fukuyama model sosial adalah kepercayaan. Dengan demikian jika ingin negara maju maka harus dipimpin oleh figur yang punya modal sosial kuat yakni pemimpin yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi dari masyarakat.
"Terpilih dua kali menjadi Pimpinan Pusat Muhammadiyah cukup menjadi bukti tingkat kepercayaan yang tinggi kepada Prof. Muhadjir," ungkap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
Oleh karena itu, lanjutnya, masyarakat perlu dibangun kesadarannya untuk tidak hanya mengedepankan modal finansial yang dimiliki. Justru dalam rangka membumikan ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Eka di negeri ini dibutuhkan pemimpin yang modal sosialnya tinggi.
"Kita butuhkan figur seperti Prof. Muhadjir. Kepribadiannya dikenal bersih. Bisa dipercaya karena integritas kepribadiannya lama ditempa di Muhammadiyah. Kompetensi dan pengalaman kepemerintahannya teruji lama di birokrasi," tegas anggota Komisi X DPR RI itu.
Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Eka, kaya akan nilai-nilai ideologis serta praktis berkehidupan kenegaraan. Oleh karena itu menjadi sangat penting untuk disosialisasikan agar dapat mengubah cara berfikir bahwa yang lebih dibutuhkan bangsa adalah modal sosial, daripada modal finansial.
"Modal kepribadian pemimpin yang bisa dipercaya, jujur, amanah yang kuat komitmen dan keberpihakannya kepada rakyat yang lebih dibutuhkan bangsa ini daripada sekedar pemimpin yang populer karena uangnya banyak," ujar guru besar ilmu politik itu.
Rakyat Harus Lebih Cerdas
Dalam sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang diikuti pimpinan Cabang Muhammadiyah, Aisyiyah, Ortom dan pimpinan Amal. Usaha Muhammadiyah itu Prof. Zainuddin Maliki sempat mengingatkan bahwa kita tengah memasuki era paska kebenaran.
Di era paska kebenaran, fakta dianggap tidak lebih penting dari persepsi. Tak jarang pemimpin rajin tampil di berbagai media sosial dengan dengan framing atau kemasan yang lebih indah dan biasanya lebih populis, sehingga terbentuk opini lebih dekat dengan rakyat.
Padahal kesemua itu hanya kesan yang diperoleh dari media sosial, sedangkan faktanya tidak selalu demikian. Pada kenyataan bisa jadi justru banyak rekam jejak kebijakannya yang mempersulit dan membebani rakyat. "Dalam era seperti ini masyarakat perlu diajak lebih cerdas membaca kualitas calon pemimpin," pungkasnya. (Nasruddin)