Tiada hari tanpa praktik kejuruan pada SMK. Ungkapan ini sejatinya melekat pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sehingga Sekolah Menengah Kejuruan tidak boleh diukur sama dengan Sekolah Menengah Atas (SMA/Umum).
Karena bentuk dan jenis sekolah berbeda, meski selevel, yaitu Umum dan Kejuruan. Lulusan SMK diharapkan memiliki kompetensi yang memadai untuk bisa langsung kerja, berwirausaha atau mandiri dan melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi Umum atau Vokasi. Hal ini relevan dengan mottonya : SMK Bisa, SMK Hebat. Sehingga pantas bila ungkapan "Tiada Hari Tanpa Praktik Kejuruan pada SMK" melekat dan menjadi slogan untuk seluruh satuan pendidikan SMK Negeri maupun Swasta.
Best Practice atau Praktik Terbaik adalah serangkaian pedoman, etika, atau gagasan yang dapat mewakili tindakan yang paling efisien atau bijaksana dalam dunia pendidikan atau pada SMK.
Praktik Terbaik atau dalam Bahasa Inggris : Best Practice dapat didefinisikan sebagai suatu cara paling efisien (upaya paling sedikit) dan efektif (hasil terbaik) untuk menyelesaikan suatu tugas, berdasarkan suatu prosedur yang dapat diulangi yang telah terbukti manjur untuk banyak orang dalam jangka waktu yang cukup lama.
Istilah ini juga sering digunakan untuk menjelaskan proses pengembangan suatu cara standar untuk melakukan suatu hal yang dapat digunakan oleh berbagai organisasi misalnya dalam bidang manajemen, kebijakan, atau sistem perangkat lunak.
Dalam dunia pendidikan, praktik terbaik merupakan salah satu jenis Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang bisa dibuat oleh pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) untuk mengembangkan profesinya.
Praktik terbaik menceritakan kisah sukses atau pengalaman terbaik kreativitas dan inovasi PTK dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan di satuan pendidikan sehingga dapat mencapai prestasi yang diharapkan.
Praktik terbaik tidak selalu identik dengan langkah yang besar dan "revolusioner" yang dilakukan oleh PTK dalam menyelesaikan masalah, tetapi bisa juga melalui sebuah langkah kecil, penerapan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang sederhana, tetapi efektif dan dampaknya terasa dalam peningkatan kualitas pelayanan pendidikan di satuan pendidikan.
Masalah yang ditemukan di lapangan dicari solusinya secara taktis dan praktis. Bagi guru bisa berkaitan dengan penggunaan media dan alat peraga, strategi, model pembelajaran tertentu yang inovatif sedangkan bagi kepala sekolah bisa berkaitan dengan penyelenggaraan program pelatihan, workshop, pembiasaan, pembuatan kebijakan dan peraturan, pembuatan sarana dan prasarana tertentu dan sebagainya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa best practice atau praktik terbaik adalah pengalaman terbaik atau kisah keberhasilan yang ditulis oleh pendidik dan tenaga kependidikan (guru, kepala sekolah, atau pengawas) untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya di lapangan secara kreatif, inovatif, praktis, memiliki nilai kebaruan yang berdampak terhadap meningkatnya mutu layanan pendidikan yang diberikannya kepada Peserta Didik di sekolah, khususnya SMK.
UPTD SMKN 1 Tapalang Barat Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat mendesain model pembelajaran dalam bentuk Best Practice dilaunching mulai tahun pelajaran baru 2024/2025 ini.
Program Pembelajaran ini sengaja didesain untuk menjawab tantangan isu tentang SMK yang selama ini mencetak pengangguran.
Oleh karenanya program ini harus dilakukan dengan sistem membangun frekuensi yang sama dan cipta kondisi yang signifikan dan sinergitas antara Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Guru/Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta terpadu dengan seluruh warga sekolah dan Komite Sekolah sebagai representatif dari warga masyarakat orang tua Peserta Didik di sekolah ini. Harus dilakukan secara Terstruktur dan Sistematis.
Implementasi Pembelajaran Mata Pelajaran umum include ke dalam Praktik Kejuruan, sehingga terjalin kolaborasi antara Guru Mata Pelajaran Umum dengan Guru Praktik Kejuruan dalam Proses pelayanan secara praktis kepada Peserta Didik di UPTD SMKN 1 Tapalang Barat.
Sekolah Modern Penuh Harapan Untuk Masa Depan atau "SMK OKE De" (Otomotif, Komputer, Elektronika dan Desain Komunikasi Visual).
Materi Mata Pelajaran Umum yang disampaikan kepada Peserta Didik pada SMK sejatinya adalah materi yang bernuansa Ilmu Terapan sehingga sangat relevan dengan kebutuhan Peserta Didik.
Bahwa SMK adalah sekolah kejuruan sehingga Peserta Didik juga sejatinya memperoleh seluruh materi pelajaran yang bernuansa ilmu terapan atau materi ilmu kejuruan. Peserta Didik pada SMK sejak masuk belajar di sekolah langsung disuguhkan materi belajar praktik kejuruan sehingga tiada hari tanpa praktik kejuruan di SMK. Hal ini dilakukan, tentu saja sesuai dengan Program atau Konsentrasi Keahlian masing-masing Peserta Didik pada SMK.
Guru Mata Pelajaran Umum kolaborasi dengan Guru Praktik Kejuruan dalam mengajarkan materi pelajarannya yang telah didesain link and match dengan materi mata pelajaran praktik kejuruan.
Tim Teaching harus dibangun bersama dalam memberikan layanan pembelajaran secara praktis kepada Peserta Didik di dalam ruang kelas praktik (Lab. RPS atau bengkel dan atau ruangan khusus yang seluruhnya bernuansa praktik kejuruan).
Beberapa mata pelajaran Kelompok Kejuruan yang ada di SMK/MAK :
1) Mata Pelajaran Kejuruan.
Di kelas 10, Mata Pelajaran Kejuruan berpusat pada pelajaran dasar-dasar Program Keahlian. Di kelas 11 dan 12, mata pelajaran ini mencakup kelompok unit kompetensi yang dikembangkan secara lebih teknis sesuai Konsentrasi Keahlian yang dipilih.
2) Mata Pelajaran Kreatif dan Kewirausahaan.
Mata pelajaran ini menjadi alat bagi Peserta Didik untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan kompetensi yang dikuasai. Hal ini dilakukan melalui pembuatan produk atau pekerjaan layanan jasa secara kreatif dan bernilai ekonomis.
Pemilihan Konsentrasi Pada Satu Program Keahlian.
Ada beberapa hal terkait pemilihan konsentrasi pada satu Program Keahlian yang perlu diperhatikan :
1. Pemilihan konsentrasi dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja di Dunia Usaha, Dunia Industri dan Dunia Kerja (DUDIKA) yang menjadi sasaran Peserta Didik yang kelak menjadi Alumni setelah Lulus dari SMK;
2. Satu program keahlian bisa mencakup satu atau lebih konsentrasi.
3. Jika ada konsentrasi yang berbeda dalam satu program keahlian, maka akan diselenggarakan dalam rombongan belajar yang berbeda.
Sementara Struktur Mata Pelajaran Kurikulum Merdeka pada SMK/MAK yaitu :
A. Mata Pelajaran Muatan Nasional :
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
3. Bahasa Indonesia;
4. Matematika;
5. Sejarah Indonesia;
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya.
B. Kelompok Mata Pelajaran Muatan Kewilayahan :
1. Seni Budaya;
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan;
3. Muatan Lokal.
C. Kelompok Mata Pelajaran Muatan Peminatan Kejuruan :
C1., C2., dan C3.
Adapun Mata Pelajaran Muatan Nasional seluruhnya include ke dalam Mata Pelajaran Praktik Kejuruan atau Kelompok Muatan Peminatan Kejuruan. Kecuali Kelompok Mata Pelajaran Muatan Kewilayahan tetap berdiri sendiri dan materi yang diajarkan adalah ilmu terapan dengan menginternalisasikan nilai-nilai budaya daerah dan kearifan lokal sebagai bekal Peserta Didik untuk memasuki Dunia Usaha, Dunia Industri dan Dunia Kerja kelak dikemudian hari setelah mereka tamat dari SMK.
Editor : W. Masykar