Kepala Sekolah : Kreatif, Inovatif, dan Penuh Empati

Oleh : YM.  Sjahrir Tamsi 
Peran Kepala Sekolah tidak hanya sebatas administrator yang mengelola operasional sekolah, akan tetapi juga sebagai pemimpin yang mampu menginspirasi, memotivasi, dan mengarahkan seluruh elemen sekolah menuju pencapaian visi dan misi pendidikan (sekolahnya). Di era digital yang penuh dengan tantangan dan perubahan cepat, seorang Kepala Sekolah dituntut untuk menjadi kreatif, inovatif, dan penuh empati. Karakteristik ini penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan Peserta Didik secara holistik.
Kreativitas dalam Kepemimpinan
Kepala Sekolah yang kreatif adalah mereka yang mampu berpikir di luar batasan-batasan konvensional dan menemukan solusi baru untuk masalah yang ada. Kreativitas diperlukan dalam berbagai aspek, mulai dari pengembangan kurikulum hingga pengelolaan sumber daya manusia. Seorang Kepala Sekolah yang kreatif tidak hanya fokus pada pencapaian akademis, tetapi juga mendorong Pendidik, Tenaga Kependidikan (PTK) dan Peserta Didiknya untuk mengeksplorasi potensi diri melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan program-program inovatif.


Contoh : Sebuah sekolah menengah di Jawa Tengah, Kepala Sekolah menginisiasi program “Belajar dari Alam,” Peserta Didiknya diajak untuk belajar di luar kelas, mengamati lingkungan sekitar, dan menerapkan teori-teori yang dipelajari di kelas dalam kehidupan nyata. Program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan observasi dan analisis Peserta Didik, akan tetapi juga bisa mempererat hubungan antara sekolah dengan masyarakat.

Inovasi dalam Pengelolaan Pendidikan
Inovasi dalam dunia pendidikan tidak hanya berkaitan dengan teknologi, akan tetapi juga mencakup pengembangan metode pembelajaran, manajemen kelas, dan kebijakan sekolah yang lebih efektif dan efisien. Kepala Sekolah yang inovatif selalu mencari cara-cara baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan, baik melalui penggunaan teknologi, pengembangan program baru, atau peningkatan Kompetensi PTK dan Peserta Didiknya.

Contoh : UPTD SMKN 1 Tapalang Barat, Provinsi Sulawesi Barat, Kepala Sekolahnya bernama lengkap YM. Drs. SJAHRIR TAMSI, M.Pd. (Purnabakti, 1 September 2024) telah meluncurkan Program "3 in 1," baru-baru ini yang mencakup “SMK Tiada Hari Tanpa Praktik Kejuruan, Happy School, dan Digitalisasi Presensi.” Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan praktis Peserta Didik, menciptakan lingkungan sekolah yang menyenangkan, serta memudahkan proses administrasi dengan memanfaatkan teknologi digital.

Empati dalam Kepemimpinan  
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Kepala sekolah yang penuh empati mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan PTK,  Peserta Didik, Orang tua/Wali Peserta Didik dan Masyarakat sekitar wilayah sekolah bahkan kepada Pemerintah Daerah setempat. Mereka tentu saja selalu setia mendengarkan dengan baik, memberikan dukungan emosional, dan menciptakan lingkungan yang inklusif dan saling menghargai. Empati juga berarti memahami tantangan yang dihadapi oleh Pesera Didik, terutama mereka yang memiliki latar belakang yang kurang beruntung, dan berusaha memberikan solusi yang dapat membantu mereka mengatasi kesulitannya.


Contoh : Sebuah sekolah di Bandung, Kepala Sekolah secara rutin mengadakan pertemuan dengan Orang tua/Wali Peserta Didik untuk mendengarkan masukan dan kekhawatiran mereka. Selain itu, Kepala Sekolah juga menyediakan waktu konsultasi individu bagi Peserta Didik yang mengalami kesulitan belajar atau masalah pribadi, karier dan sosial, sehingga mereka merasa didukung dan dihargai.

Kembali Secara Intensif Memahami Pusat Literasi Antara lain : Kepala Sekolah yang kreatif, inovatif, dan penuh empati adalah kunci keberhasilan sekolah dalam menghadapi tantangan di era digital. Mereka tidak hanya menjadi pemimpin yang mengarahkan, akan tetapi juga menjadi teladan bagi seluruh warga sekolah dalam menerapkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, kreativitas, inovasi, dan empati dalam hidup dan kehidupannya sehari-hari. Dengan karakteristik ini, niscaya Kepala Sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif, inklusif, dan berkelanjutan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan untuk semua Warga Sekolah baik untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan maupun Peserta Didik, termasuk Warga Masyarakat pada umumnya.

Referensi :
1. Permendikbudristek RI Nomor 26 Tahun 2021 tentang Pendidikan Guru Penggerak;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 Tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia (BNSP RI);
3. Permendikbudristek RI Nomor 47 Tahun 2023 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah;
4. YM. Sjahrir Tamsi : Memaknai Hati Nurani Dalam Meniti Hidup dan kehidupan se Hari-hari. Wartamerdeka.Info. Mamuju. 2023;
5. YM. Sjahrir Tamsi : Komunikasi Adalah Cara Utama Dalam Mendidik Anak. Realitaindonesia.id. Mamuju. 2023;
6. YM. Sjahrir Tamsi : Peran Penting Kepala Sekolah sebagai Manajer. Wartamerdeka.Info. Mamuju. 2023;
7. YM. Sjahrir Tamsi : Membangun Model Pendidikan Menggugah Hati Peserta Didik. Wartamerdeka.Info. Mamuju. 2024;
8. YM. Sjahrir Tamsi : Artikel Kepala UPTD SMKN 1 Tapalang Barat Mendapat Respon Positif. Realitaindonesia.id. Mamuju. 2023;
9. YM. Sjahrir Tamsi : Urgensi Membangun Komunikasi Menyejukkan Hati Terhadap Peserta Didik di Sekolah. Ide-ta.com. Mamuju. 2023;
10. YM. Sjahrir Tamsi : Membangun Karakter Bangsa yang Utuh. Wartamerdeka.Info. Mamuju. 2023;
11. YM. Sjahrir Tamsi : Urgensi Cipta Kondisi Gerakan Nasional Sekolah Bahagia (GNSB). Wartamerdeka.Info. Mamuju. 2024;
12. YM. Sjahrir Tamsi : Rasa Empati Menggetarkan Hati Manusia. Mamuju. Wartamerdeka.Info. Mamuju. 2024;
13. YM. Sjahrir Tamsi : Membangun Keberagaman Peserta Didik UPTD SMKN 1 Tapalang Barat. Wartamerdeka.Info. Mamuju. 2024.
Editor : W. Masykar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama