Pohon Tua, Siswa SMPN 5 Tasikmalaya Terancam Keselamatan Jiwanya


Tasikmalaya (wartamerdeka.info) - Sudah lumrah, keindahan sebuah kota selalu dihiasi dengan pohon-pohon yang tidak saja indah di pandang mata tetapi juga menyejukan bagi warga. 

Tetapi keindahan pohon-pohon, yang umumnya jenis tanaman keras, tidak menjamin keselamatan warga yang melintas atau berteduh bila pohonnya sudah menua atau mengeropos. 

Kondisi ini banyak terjadi di berbagai daerah, salah satunya di Kota Tasikmalaya, banyak pohon yang sudah tua dan mengeropos mengancam keselamatan jiwa warga kota yang sampai saat ini belum mendapat perhatian pihak berwajib. 


Seperti pohon tua di depan SMP Negeri 5 Kota Tasikmalaya, menimbulkan kekhawatiran warga dan para orang tua murid. Pohon yang sudah berusia puluhan tahun itu kini terlihat rapuh, sebagian akarnya merusak saluran drainase, dan cabangnya menjulur hingga ke kabel listrik. Sementara warga sekitar menilai keberadaan pohon yang sudah tua dapat membahayakan keselamatan siswa maupun pengguna jalan.

Pantauan media di lokasi, pada Kamis (4/9/2025), pohon besar dengan diameter batang mencapai lebih dari setengah meter, tumbuh tepat di tepi jalan raya dan berdekatan dengan pagar sekolah.

Akar-akar pohonnya nampak mencuat hingga merusak struktur drainase, membuat sebagian saluran air retak dan terangkat. Sedangkan bagian batang pohon dipenuhi lumut serta tumbuhan epifit yang semakin menandakan usianya sudah tua.

Di bagian atas, cabang-cabang pohon menjulur ke kabel listrik. Kondisi ini membuat warga semakin resah, terlebih saat musim hujan dan angin kencang, daun-daun kering dan ranting yang lapuk berguguran memenuhi halaman sekolah. Bahkan, menurut warga, pernah ada dahan pohon cukup besar patah dan hampir mengenai siswa yang melintas. 

“Kalau angin besar, rantingnya sering jatuh. Kami khawatir kalau dibiarkan bisa tumbang menimpa anak-anak atau pengguna jalan. Apalagi lokasi ini ramai, ada sekolah dan jalan utama,” kata seorang warga setempat.

Pihak sekolah pun mengakui kondisi pohon tersebut sudah dilaporkan sejak lama. Menurut salah seorang guru, pihak sekolah sudah mengajukan permohonan pemangkasan kepada Dinas PUPR Provinsi, namun hingga kini tindak lanjut yang diharapkan belum juga ada.

“Kami sudah berkirim surat resmi agar dilakukan pemangkasan, tapi belum ada respons. Padahal setiap hari ratusan siswa beraktivitas di sini, risikonya sangat besar,” ujarnya.

Keresahan serupa juga dirasakan orang tua murid. Mereka menilai pemerintah daerah harus segera turun tangan sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

“Anak-anak sekolah setiap hari melintas pohon itu. Masa harus nunggu ada korban dulu baru dipangkas atau ditebang? Ini jelas membahayakan,” ucap salah satu wali murid.

Musim penghujan memang menjadi periode rawan bagi keberadaan pohon tua di wilayah Tasikmalaya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sebelumnya, sudah mengingatkan agar masyarakat dan pihak terkait waspada terhadap potensi pohon tumbang, khususnya yang berada di dekat fasilitas umum seperti sekolah, jalan raya, atau pemukiman padat.

Sementara itu, pengamat lingkungan menilai pemangkasan cabang merupakan langkah yang lebih tepat dibanding langsung menebang. 

Menurutnya, pohon besar tetap memiliki manfaat ekologis sebagai peneduh dan penghasil oksigen. Namun, faktor keselamatan tetap harus diutamakan. 

“Jika cabang dan rantingnya rapuh, pemangkasan bisa jadi solusi. Dengan begitu, pohon masih berfungsi, tapi risikonya lebih kecil,” jelasnya.

Masyarakat kini menunggu respons cepat dari Pemerintah Kota Tasikmalaya, baik melalui Dinas Lingkungan Hidup maupun instansi terkait lainnya. Mereka berharap proses peninjauan lapangan segera dilakukan, sehingga tidak ada lagi alasan menunda penanganan.

“Harapan kami, pemerintah jangan menutup mata. Pohon itu memang besar, tetapi sudah rapuh dan rawan tumbang. Lebih baik segera dipangkas demi keselamatan bersama,” tegas seorang tokoh masyarakat setempat yang tidak ingin disebut namanya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama