Inilah Tanggapan Anies Baswedan Soal Instalasi Bambu Getih Getah Yang Jadi Sorotan


JAKARTA (wartamerdeka.info) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjawab berbagai tudingan miring soal instalasi bambu Getih Getah di bundaran HI.

Dalam akun facebook pribadinya, yang diposting hari ini (20/7/2019), Anies menyebut instalasi itu bagian dari penyambutan acara Asian Games Agustus tahun lalu.

Inilah postingan lengkap Anies Baswedan, terkait masalah intalasi bambu yang jadi sorotan tersebut:

Kemarin saat berdialog dengan teman-teman jurnalis di Balaikota, banyak yang tanya soal instalasi bambu Getih Getah karya Mas Joko Avianto.

Pertama, instalasi itu memang bagian dari  penyambutan acara Asian Games Agustus tahun lalu. Sebagaimana berbagai atribut dan banner yang dipasang di sekitar Senayan dan berbagai wilayah Jakarta, itu semua bukan bersifat permanen. Seselesainya Asian Games maka semua atribut/banner dilepas kembali.

Begitu juga dengan instalasi Bambu ini, dia tidak permanen. Saat itu diproyeksikan bisa bertahan 6 bulan. Ternyata malah bisa tahan lebih lama. Dan, kini memang sudah umurnya untuk diturunkan. Tidak ada yang aneh. Normal-normal saja. Selesai acara ya memang diturunkan.

Kedua, ada yang bertanya soal biaya. Perlu disadari bahwa pengeluaran pemerintah itu beda dengan pengeluaran perusahaan atau pribadi. Pengeluaran pemerintah juga bertujuan menggerakkan perekonomian, meratakan manfaat anggaran untuk orang banyak. Apalagi, jika penerima manfaat itu adalah kelompok-kelompok masyarakat yang jarang menerimanya. Itu prinsip elementer dalam ekonomi makro.

Oleh karena itu, kita secara sengaja memilih instalasi dari bahan bambu agar dana itu menjangkau petani bambu, seniman bambu, dan tenaga kerja trampil di bidang bambu. Jasa angkutan, para tukang yang memasang hingga tukang yang membongkar. Itu semua adalah implikasi dari pilihan material bambu ; Ia menggerakkan ekonomi lokal, kecil dan rakyat kebanyakan.

Bambunya pasti bukan impor, petaninya tentu lokal. Dana itu diterima bukan oleh pelaku ekonomi raksasa, tapi justru oleh pelaku ekonomi mikro dan kecil.

Jadi memang di masa yang akan datang Jakarta justru perlu lebih banyak memberikan anggaran untuk para seniman, apalagi jika saat berkarya mereka menggunakan material lokal dan menggerakan ekonomi rakyat kebanyakan.

Ketiga, soal karya seni itu sendiri.  Alhamdulillah, syukur tak terhingga banyaknya warga yang sudah menyaksikan, menikmati dan bahkan berswafoto di depan karya seni bambu Getih Getah itu.

Karya bambu yang serupa sudah dipampang di Esplanade Singapura, Yokohama, Jepang dan di Frankfurt, Jerman. Kita senang ada putra bangsa, seorang seniman berkelas, Joko Avianto yang seni bambunya ikut mewarnai salah satu pusat kota Jakarta selama hampir setahun.

Seni bambu karya Joko Avianto itu bukan hanya jadi tamu mempesona di negeri orang, tapi juga tuan rumah di negeri sendiri!

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama