JAKARTA (wartamerdeka.info) - Kepala BPSDM Kemendagri Teguh Setyabudi mengatakan, ASN di lingkungan pemerintahan baik di pusat maupun daerah harus cepat beradaptasi terhadap transformasi teknologi agar fungsi pelayanan publik bisa lebih efisien, tepat dan cepat.
"Revolusi industri 4.0 adalah fase terkini yang harus dihadapi oleh semua pihak, tidak terkecuali bagi para aparatur sipil negara (ASN). Oleh karena itu di Era Revolusi Industri 4.0 ASN sebagai tulang punggung birokrasi harus lincah, adaptif, responsif dan inovatif," ujar Teguh Setyabudi, saat menjadi nara sumber Podcast BPSDM TV Kemendagri dengan Tema Peningkatan Kualitas SDM ASN di Era Revolusi Industri 4.0, Selasa (8/3/2022).
Kepala BPSDM Kemendagri ini mengingatkan bahwa ASN bukan seorang yang dilayani, melainkan melayani masyarakat. Sehingga banyak hal yang harus dibenahi para abdi masyarakat tersebut agar menjadi Aparatur yang profesional.
“Aparatur yang profesional juga kompeten adalah kunci untuk Indonesia, daerah, organisasi dan birokrasi yang lebih maju,” kata Teguh Setyabudi.
Menurut Teguh, banyak tantangan yang harus dihadapi di depan mata terutama pada era Disrupsi saat ini.
Terkait hal itu, BPSDM Kemendagri tidak berdiam melainkan terus berbenah diri.
Dalam Undang-undangan nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, bahwa ASN harus memiliki 4 kompetensi yang dapat diperoleh dari kegiatan diklat, workshop, bimtek, seminar, sosialisasi, bahkan dialog seperti ini.
Diantara 4 kompetensi tersebut yaitu Pertama Kompetensi Teknis yang berkaitan dengan Bidang Teknis Jabatan yang dimiliki.
Kedua Kompetensi Manajerial yang berkaitan dengan pemgembangan Kepemimpinan bagi pejabat pengawas, administrator, JPT pratama dan JPT madya.
Ketiga Kompetensi Sosio Kultural yang berkaitan dengan wawasan kebangsaan, hubungan sosial masyarakat, dll.
Keempat Kompetensi Pemerintahan yang berkaitan dengan Kemampuan Karakteristik ASN dalam pengelolaan bidang pemerintahan
Untuk mengakomodir 4 kompetensi tersebut, menurut Teguh, perlu didukung oleh tenaga pengajar, penyelenggara, kualitas lingkungan, sarana dan prasarana serta konten kurikulum yang dilengkapi dengan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan Aparatur.
Diungkapkannya, BPSDM Kemendagri saat ini sedang membenahi Modul-modul digital yang ada di KMS (Knowledge Management System) dan LMS (Learning management system) untuk melaksanakan pengembangan SDM Aparatur yang betul-betul profesional, dan tentunya dengan memegang nilai Core Value berAKHLAK. BPSDM sendiri punya take line PRIMA (Profesional, Responsif, Inovatif, Modern Dan Akuntabel).
"Mengubah mindset seseorang memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Pola-pola kerja lama walaupun dianggap baik namun belum tentu cocok diterapkan saat ini. Namun sebagai pelayan masyarakat, Aparatur harus beradaptasi agar tidak tertinggal dengan perkembangan zaman," ucap Teguh.
Teknologi harus dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari terutama pada saat bekerja. Hal sederhana yang telah dilakukan BPSDM Kemendagri adalah mengurangi penggunaan kertas untuk keperluan berkas laporan, sertifikat, bahkan sampai urusan surat menyurat yang membutuhkan tanda tangan.
"Semuanya sudah berbasis elektronik. Bahkan sejak Pandemi Covid-19 ini metode pembelajaran Pengembangan Kompetensi pun sudah dilakukan secara Virtual maupun Hybrid," tambahnya.
Selain memberikan pelatihan kompetensi kepada Aparatur di Daerah, BPSDM Kemendagri juga menggelar kegiatan terukur kepada internal BPSDM Kemendagri.
"Hal ini bertujuan untuk memperkaya ilmu dan mengupgrade skill melalui kegiatan JUMPA (Jumat Pagi) Belajar, dengan materi-materi menarik, yang beragam setiap Pekannya," pungkas Teguh Setyabudi.