"Mengajar Mengaji" (bagian 1 episode 3 tamat) Novel "Kapten Laurent dan Sabiq"


   "Kapten Laurent dan Sabiq"
     Karya : Bayu W

Editor : W. Masykar
"Mengajar Mengaji" (bagian 1 episode 3 tamat)
Tentu hal itu juga sama bagi Sabiq, sulit membedakan orang Prancis, Jerman, atau Belanda. Tidak terasa, sudah hampir 1 jam, Sabiq mengobrol dengan Abu Bakar. Mereka berhenti mengobrol ketika mendengar banyak orang bersahutan mengucap salam dan membuka pintu mesjid. Pertanda sudah banyak jamaah yang datang, dan 10 an menit lagi masuk waktu magrib.

"Sabiq, tu vas faire ‘adzan pour nous, ce soir (Sabiq, kamu yang akan adzan sore ini)", kata Abu bakar sambil membereskan cangkir kecil untuk minum teh.

"Il est ou, Monsieur Ahmed ? (dia di mana, Pak Ahmed ?”, sahut Sabiq. 

Pak Ahmed adalah orang paruh baya yang biasa adzan di masjid An Nour. Memang tidak tertulis petugas adzan, tetapi sudah menjadi rutinitas bahwa Pak Ahmed lah yang selalu mengumandangkan adzan. Jika sedang tidak ada, maka biasanya ada beberapa yang menggantikannya, termasuk Sabiq. Dan sore itu, Pak Ahmad sudah berangkat liburan ke Maroko, info dari Abu Bakar. Maka Sabiq diminta untuk adzan.

Akhirnya ketika sudah masuk waktu magrib, Sabiq mengumandangkan adzan dengan lagu khas adzan Indonesia, ada lagunya. Karena jika yang adzan orang magreb, biasanya menggunakan alunan lagu dan datar saja.

Selesai menunaikan sholat magrib banyak jama’ah yang pulang selesai sholat sunnat. Kecuali beberapa orang tua yang tetap tinggal karena sekalian menunggu waktu isya', supaya tidak capek mondar-mandir kembali ke masjid. Sore itu Sabiq juga sengaja tetap tinggal di masjid, untuk sementara melupakan Kapten Laurent yang menunggunya besok Senin.Semua jama’ah masing-masing punya aktivitas di mesjid itu. Ada beberapa yang duduk bersandar di belakang, ngobrol membicarakan sesuatu. Ada beberapa orang tua yang duduk di dekat imaman sambil mengaji. Nah, Sabiq memilih bergabung dengan kelompok beberapa orang tua yang duduk mengaji di dekat imaman. Sabiq mengaji bareng mereka. Pelan-pelan suara Sabiq mengaji didengar oleh seorang tua, Pak Husein, namanya. Maka spontan, pak Husein bilang ke yang lain untuk berhenti ngaji dan meminta Sabiq mengajari ngaji. Karena menurut Pak Husein ngajinya Sabiq baik sekali dan benar cara bacanya. Maka selanjutnya Sabiq mengajar mengaji dengan cara satu per satu diminta membaca suatu ayat pelan-pelan dan disimak oleh Sabiq. Untuk mengawali biasanya Sabiq membaca dulu pelan-pelan dua ayat dan disimak oleh meraka yang ikut dalam lingkaran tersebut.

Sabiq mengajari yang pokok-pokok dahulu, yaitu mad, cara baca panjang pendek. Sabiq bersyukur, saat tu benar-benar dia lupa tentang surat dari Kapten Laurent. 

Untuk jama’ah yang tua, memang mereka baru tahu kalau Sabiq bisa baca Al Qur’an dengan benar, tapi bagi teman-teman mesjid yang muda, remaja, mereka sudah tahu. Bahkan beberapa kali Sabiq diminta memberikan materi kajian ringan untuk para remaja masjid. Meski mereka tahu bahwa Sabiq tidak bisa berbahasa arab, tetapi satu dua kata Bahasa arab literer, Bahasa Al Qur’an, Sabiq sedikit tahu.
Di masjid An Nour, Sabiq sudah seperti di masjid kampung sendiri. Mayoritas jama’ah yang rutin ke masjid pasti kenal dan tahu Sabiq. Tentu, tidak terkecuali presiden asosiasi masyarakat muslim di Herouville StClair, Hassane dan wakilnya Mounir. Mereka sangat dekat dengan Sabiq.

Sabiq juga memiliki teman dekat lain yaitu David, pemuda prancis yang muallaf sejak 5 tahun sebelum kenal Sabiq. Ada juga Joel, muallaf juga. Selain itu Sabiq juga punya teman asal maroko Abdul latif. Suatu ketika David pernah mengeluh karena berat ternyata masuk islam itu. Kebiasaannya yang dulu bebas, minum atau bahkan juga hubungan dengan wanita, sekarang tidak bisa lagi, bahkan makan juga harus cari yang halal.

“Sabiq, si jamais… je n’ai pas trouvé une femme pour se marier avec moi dans cette année… ça va être lourd pour moi, car ça fait plus que 5 ans, j’ai pas relation avec une femme (Sabiq, jika saya tidak menemukan jodoh dalam tahun ini, akan menjadi berat bagi saya karena sudah lebih dari 5 tahun saya tidak berhubungan dengan wanita)", kata David suatu hari.

"Il faut être patient David, c’est ça la vérité de l’islam, qu’on doit tenir bien l’islam. Comme le Qur’an a dit ‘ne jamais penses que t’es croyant si tu n’es pas encore testé’ (harus sabar David, itulah sejatinya islam, kita harus pegang kuat-kuat islam. Seperti dalam Al Qur’an tertulis ‘jangan pernah kamu merasa beriman, jika kamu belum pernah diuji’",  kata Sabiq untuk menguatkan iman David.

Memang David berusia di atas 30 tahun, jadi tentu sangat berat menahan nafsunya, sementara sebelum masuk islam, David bebas berbuat apa saja. David, adalah satu-satunya dalam keluarganya yang masuk islam. Masuk islamnya justru karena keheranannya kenapa koq orang-orang islam ini tetap rajin beribadah padahal dihujat di mana-mana, dengan tuduhan teroris, pengangguran, terbelakang, dan banyak komentar negative lainnya.Maka David akhirnya berfikir, bahwa tidak mungkin kalau tidak benar, koq umat islam bertahan dan tetap rajin beribadah. Maka disitulah David mulai sering mencari informasi tentang islam, datang ke perpustakaan, membuka internet dan bertanya ke banyak orang. 

Ketika David kenal dengan Sabiq, seorang dari Indonesia, dan memeluk Islam, semakin membuatnya yakin tentang islam. Bahwa Islam adalah agama universal, tidak hanya agama miliknya orang arab. Bahkan David tahu dari cerita banyak orang dan juga dari internet bahwa orang Indonesia praktik beragama islam lebih baik dari pada mereka orang-orang magreb atau orang arab.

Itulah yang diceritakan David ke Sabiq suatu ketika saat ditanya mengapa masuk islam. Banyak mualaf yang lain, memilih masuk ke islam karena memang sudah jenuh dengan kehidupan bebas dan rasa penasaran kenapa koq islam pada tahun-tahun itu dihujat banyak orang. Karena dalam pikiran logis mereka tidak mungkin islam yang salah, jika ada kejadian atau perbuatan yang jelek akibat umat islam. Sebenarnya manusia nya yang salah, bukan agamanya. Sehingga mereka mendapat hidayah dari Alloh SWT dan mencari kebenaran tentang islam, jadilah mereka muallaf.

Bagi teman-teman Sabiq yang masuk islam, David, Joel dan keluarganya, Romain dan lain-lain… sama pendapatnya bahwa teroris adalah tindakan keji dan harus dihukum pelakunya. Dan teroris tidak ada kaitannya dengan agama, ataupun penampilan fisik seseorang. Teroris adalah bentuk tindakan bukan bentuk penampilan fisik. Tidak ada afiliasi antara teroris dan agama. Agama Islam selalu mengajarkan kedamaian, ketenangan hati, dan bukan sebaliknya. Itulah penegasan Romain suatu ketika saat diskusi dengan Sabiq tentang fenomena saat itu yang menyudutkan bahwa islam adalah teroris. o0oBayu W, Penulis "Kapten Laurent dan Sabiq" adalah Prof. Doktor Bayu W., Novel ini ditulis saat sedang merampungkan program Doktor nya di Universite de Caen - Perancis. 

Novel terdiri dari 4 Bagian dan puluhan seri dengan berbagai setting dan kisah yang berbeda saat berada di negeri La France itu, dan juga di tanah air. Terinspirasi dari kisah nyata yang penuh dengan inspirasi, motivasi, pengalaman unik,  semangat etos tinggi meraih cita. 
Dikemas dengan bahasa yang mudah dicerna dan enak dibaca - meski kadang ada kata atau kalimat berbahasa Perancis, tapi ada penjelasan sehingga pembaca tetap nyaman dan tidak merasa kesulitan. Lahir di Nganjuk Jawa Timur, Prof. Dr. Bayu W kini menetap dan bertugas sebagai salah satu pimpinan tinggi di kementerian - Jakarta.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama